Nih Transkip Lengkap Rekaman Pembicaraan Setya Novanto, Riza Chalid dan Maroef Sjamsoedin
Diungkap Sudirman berdasarkan rekaman dan transkrip pembicaraan antara Setya Novanto (SN), pengusaha M Riza Chalid (MR), dan bos PT Freeport Indonesia
SN: Darmo ikut ke papua?
MR: Ikut dia.
SN: Terus di pulang dia
MR: Dia sama presiden hanya sampai Surabaya. Terus menterinya pulang
SN: Presiden itu gak hepi gara-gara itu, Dia gak gepi itu, menteri ini, Jonan dan Bappenas. Kalau ngomong itu saya pusing Pak Ketua, sama menteri ini.
MS: Andrinof
SN: Andrinof
MS: Terima kasih waktunya. Kita tunggu anunya aja kepastian gimana, kelanjutannya
MR: Saya bicara Pak luhut, kira-kira apa. Terus oke, kita ketemu.
SN: Harus itu pak
MR: Saya akan bilang Pak Luhut
SN: Harus cepet. Karena kasihan beliau, Pak Luhut dikasih tanggung jawab. Kasih tanggung jawab share holder. Gimana caranya sukses, harus cari akal kan gitu.
MS: Tanggung jawab itu paling berat itu karyawan dan keluarganya
MR: Betul itu Pak
MS: Kalau share holder kan duitnya banyak. Tapi karyawan itu 30 ribu lebih. Itu kan bangsa kita semua. Kalau share holder ini tutup masa bodo amat.
MR: Dan selalu dipikir karyawan
MS: Dan Freeport gak pernah PHK lho pak. Itu saja Pak. Pikiran saya itu karyawan. Karena saya sudah lama masuk Papua. Saya tahu betul masyarakat Papua.
SN: Oke Pak.
MS: Baik Pak. Terima kasih Pak Ketua. Saya duluan Pak. Makasih Pak, mari. Pak Riza makasih Pak. Mari
SN: Yuk Pak
MR: Cakep deh
Setnov Membenarkan
Setya Novanto mengakui transkrip yang beredar itu adalah percakapan antara dia dan bos Freeport. "Saya membenarkan ada transkrip yang beredar yang tentu tidak utuh," kata Setya di kediamannya, Jakarta, Rabu 18 November.
Oleh karena itu, dia menyayangkan beredarnya transkrip percakapan itu. Sebab, ketika transkrip itu utuh, maka akan terlihat pertemuannya dengan Freeport memiliki tujuan yang baik.
"Makanya saya agak menyayangkan itu. Pembicaraan saya itu tujuannya baik, namun yang saya lihat tidak tahu ya, saya juga belum lihat rekamannya," kata Setya.
Dia juga mencurigai ada maksud tertentu dalam menyebarkan transkrip pembicaraan itu.
"Saya merasa ini kayak blackmail juga, diedar-edarkan. Saya begini juga Ketua DPR, kok sampai tega mem-blackmail begitu. Saya enggak ngerti juga apa motif dan tujuannya," ujar Setnov.