Bayinya Meninggal Dalam Kandungan, Wanita Ini Masih Bisa Mendonasikan 350 Liter ASI
Ibu yang keguguran biasanya tak akan memproduksi ASI. Namun ada Amy Anderson, ibu yang bisa mendonasikan 350 liter ASI walau anaknya meninggal
BANJARMASINPOST.CO.ID – Ibu yang keguguran biasanya tak akan memproduksi ASI. Namun ada Amy Anderson, ibu yang bisa mendonasikan 350 liter ASI walau anaknya meninggal saat usia kandungan 20 minggu.
Selama delapan bulan setelah ‘kelahiran’ anaknya, Amy memompa ASI dari payudaranya. ASI tersebut tentu bukan untuk anaknya sendiri sebab anak Amy sebenarnya lahir dalam kondisi meninggal saat usia kandungan ibu tersebut baru 20 minggu.
Pada minggu ke-15 Amy sudah mengerahui bahwa terdapat kelainan pada janin di perutnya. Pada hari jadwal operasi sudah dijadwalkan, bayi Amy keluar sendiri namun dalam keadaan meninggal.
Walau masih dilanda kesedihan, Amy tiba-tiba merasakan sakit yang aneh. Payudaranya sakit dan mengeras seperti penuh dengan ASI. Hal ini sangat aneh karena payudaranya terus mengeluarkan susu.
Dokter Amy kemudian menyarankannya untuk membebat payudara serta meminum obat tertentu agar ASI tidak keluar lagi. Namun Amy merasa ia harus melakukan hal yang lain. Payudaranya terasa sangat sakit sehingga mau tak mau ia memompa ASI dari payudaranya. Setelah itu, Amy merasa lebih baik dan ia pun memutuskan untuk terus memompa ASI selama tubuhnya masih memproduksi.
Keputusan Amy ternyata terbukti sangat tepat. ASI yang dipompa dari payudaranya kemudian bisa disumbangkan ke orang-orang yang membutuhkan. Setelah diteliti, ASI milik Amy ternyata juga memiliki kelebihan dibanding ASI ibu lain yang normal.
Anak Amy yang lahir di bulan ke-20 itu bila selamat akan menjadi bayi yang lahir secara prematur. Bayi yang prematur tentu membutuhkan nutrisi lebih dari bayi biasa sebab mereka lebih lemah. Karena itulah tubuh Amy memproduksi ASI yang jauh lebih bernutrisi dan sehat dibandingkan ASI biasa.
Dengan memompa ASI ini Amy juga merasa hubungannya dengan anak sulungnya menjadi lebih kuat. Saat memompa ASI, Amy jadi ingat berbagai kenangan saat ia masih mengasuh anak sulungnya tersebut. Amy kemudian jadi menyadari makna dari kehamilannya yang walau tidak bisa diselamatkan namun bisa bermakna dan berguna untuk banyak orang.
Ketika Amy membawa ASI yang dipompanya ke bank susu, ia merasa sangat senang sebab ASI tersebut disendirikan dan dianggap jauh lebih baik dari ASI biasa. ASI yang biasa seringkali dicampur di bank susu. Pencampuran ASI dari dua atau tiga pendonor adalah hal yang biasa.
Uniknya, ASI dari Amy dianggap spesial dan sangat bernutrisi sehingga disendirikan oleh bank susu. Mereka memberikan ASI itu hanya pada bayi-bayi yang sangat membutuhkan. Melihat betapa berharganya ASI tersebut, Amy makin giat memompa ASI setiap hari. Hingga hari ini dia sudah menyumbangkan sekitar 350 liter ASI ke bank susu tersebut.
Dengan menyumbangkan ASI tersebut karena dalam kesedihannya akhirnya ia justru bisa bersyukur karena apa yang ia berikan bisa bermanfaat untuk orang lain.
