Ada Warga Terkena DBD, Dinkes Banjarmasin Langsung Bagikan Bubuk Abate

Banyak warga yang terkadang gejala demam dengue biasa dianggap DBD. “Untuk memastikannya perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti trombosit dan lainnya

Penulis: Murhan | Editor: Elpianur Achmad
banjarmasinpost.co.id/ibrahim
Dokter memeriksa kondisi anak yang terkena DBD 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin langsung bertindak cepat setelah mendengar ada warga yang terkena serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Sei Andai Banjarmasin Utara.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, drg Diah R Praswasti, mengatakan pihaknya melakukan langkah preventif dengan membagikan bubuk abate melalui petugas puskesmas untuk mencegah jentik nyamuk berkembang.

“Mengingat saat ini hujan melanda dan berpotensinya berkembang nyamuk aedes aegypti. Pihaknya juga sudah mengerahkan tim jumantik ke kelurahan-kelurahan,” katanya.

Menurut Diah, banyak warga yang terkadang gejala demam dengue biasa dianggap DBD. “Untuk memastikannya perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti trombosit dan lainnya,” ujarnya.

Selain melakukan langkah preventif, kata Diah, pihaknya juga berkoordinasi dengan SKPD di wilayah Kota Banjarmasin terutama pihak kecamatan untuk penanggulangan DBD di wilayahnya.

“Artinya, jika ada warganya yang terkena DBD langsung merujuknya ke puskesmas maupun rumah sakit agar cepat mendapat pertolongan,” ujarnya.

Camat Banjarmasin Utara, Siti Hapsah mengatakan, pihaknya sudah memberikan edaran kepada 10 kelurahan di wilayahnya sejak akhir tahun lalu. Isinya agar warga mulai gotong-royong membersihkan lingkungannya. Terutama tempat-tempat yang jadi sarang atau berkembangnya nyamuk.

Edaran ini diakuinya juga didorong karena adanya korban DBD di Banjarmasin Utara. Masyarakat biar menjaga kebersihan lingkungan agar tidak ada berkembangnya nyamuk di lingkungan yang bisa membawa korban.

"Ya salah satunya karena ada yang sudah kena di Jalan Padat Karya. Makanya kami selalu mengimbau warga agar meningkatkan kebersihan lingkungan, salah satunya dengan cara gotong royong," katanya.

Berdasarkan tahun lalu, titik puncak DBD terjadi mulai Januari sampai Maret. Bahkan tahun lu tercatat ada tiga korban meninggal dunia dan 34 lainnya sakit akibat DBD. (ire)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved