Warga Martapura Ini Pasrah Mengetahui Putrinya Lahir Tanpa Batok Kepala
Namun bila diperhatikan secara seksama di incubator atau tempat berebahnya bayi itu nampak sebuah alat berupa tabung menutup seluruh bagian kepalanya.
Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Murung bercampur pasrah, itulah yang nampak terpancar di wajah Mas'ud ketika menemui putrinya di ruang perawatan bayi RSUD Banjarbaru, Kamis (10/3/2016) sore.
Rasa lelah juga tersemat di wajah lelaki berusia 37 tahun itu. Namun demi memperjuangkan kesehatan dan kelangsungan kehidupan putri, hal itu sudah sepatutnya Mas'ud lakukan.
Ya, bertandangnya Mas'ud sore itu ke ruang perawatan bayi RSUD Banjarbaru tak lain guna membesuk putrinya. Sekilas bayinya yang masih berusia tiga hari tersebut memang terlihat normal.
Namun bila diperhatikan secara seksama di incubator atau tempat berebahnya bayi itu nampak sebuah alat berupa tabung menutup seluruh bagian kepalanya.
Hal itu dikarenakan bayi yang merupakan hasil perkawinan pasutri Mas'ud dan Suliati tersebut terlahir dalam kondisi tak sempurna.
Bayi perempuan yang belum diberi nama itu lahir tanpa memiliki batok (tengkorak) kepala.
Mas'ud menceritakan putrinya lahir pada Senin (7/3/2016) pukul 13.00 lalu lewat bantuan seorang bidan, semula berjalan lancar. Kondisinya pun sehat ketika keluar dari rahim istrinya, Suliati.
Hanya saja kecurigaan muncul ketika bidan bersangkutan menemui pernapasan bayinya itu tidak normal. Kemudian saat tubuh sang bayi disungsang, ia juga mengeluarkan banyak cairan.
" Seiring itu pula, bidan pun menyatakan kalau putri saya lahir tanpa Batok kepala. Ia juga menyarankan agar saya segera membawanya ke rumah sakit guna menjalani perawatan, " cerita Mas'ud.
Namun lantaran ketidak sanggupan biaya yang ia miliki, putrinya sulungnya itupun sempat beberapa jam berada di ruang IGD RSUD Banjarbaru. Terlebih pihak rumah sakit juga sempat menyarankan kepada Mas'ud agar perawatan dirujuk di RSUD Ulin Banjarmasin.
" Namun karena saya tidak mampu, saya pun meminta bayi saya dirawat di sini saja. Saya juga sudah menyepakati dengan pihak rumah sakit, bila terjadi apa-apa kepada bayi saya, saya pun tidak menuntut pihak rumah sakit, " jelasnya.
Mas'ud mengatkaan bukan berarti berdiam diri begitu saja. Lelaki yang bekerja sebagai kuli bangunan tersebut juga sedang berupaya mengurus surat keterangan tidak mampu ke instansi setempat.
"Kalau mengurus surat-suratnya memang sudah sejak Selasa lalu. Tapi karena Selasa lalu kantor tutup dan Rabunya juga libur, terpaksa saya pun baru bisa mengurusnya sejak tadi siang. Itupun izin bekerja setengah hari, " terang Mas'ud. (gha)