NEWSVIDEO
Buah Langka di Kalsel Ini Mirip Apel, Lembut seperti Mentega, Rasanya Hmmm
Buah yang satu ini tergolong unik dan langka, sebab sudah sangat jarang ditemui.
Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Ernawati
"Konon, menurut cerita orang-orang tua dulu, buah ini biasa dijadikan camilan oleh para pejuang. Mereka kan dulu sering bergerilya di hutan-hutan. Nah, di hutan kan banyak tumbuh buah ini. Di waktu senggang, mereka mengisi perut mereka dengan buah ini," sebutnya.
Uniknya lagi, buah ini tak bisa diperam atau dimatangkan di tempat lain selain di pohonnya.
Untuk menciptakan cita rasanya yang nyaman dan melembutkan dagingnya, buah ini harus dimatangkan di pohon.
Kalau masih mentah lalu dipetik atau mungkin masih mentah lantas jatuh ke tanah kemudian diperam di rumah, selama apa pun tetap tak akan matang.
"Dagingnya tak mau lembut. Rasanya pun akan tetap mentah dan pahit," ujarnya.
Buah mentega ini ternyata juga memiliki beberapa khasiat, yaitu bagus untuk kesehatan jantung, menurunkan kolesterol, menjaga sirkulasi darah, memperlancar pencernaan, meredakan batuk, mengobati asma dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
"Kalau yang sering kesemutan badannya, bagus juga makan buah ini. Bisa dimakan langsung atau dibuat jus," tambahnya.
Buah ini, sekarang sudah mulai banyak ditemui di pasar-pasar.
Para penjualnya ini memperkirakan, April nanti buah ini akan makin banyak hingga beberapa waktu ke depan, sebelum kemudian akan menghilang lagi dari peredaran dan Anda harus menunggunya muncul lagi tahun depan.
Jika sedang tak musim biasanya juga ada dijual, namun harganya mahal bisa mencapai Rp 15 ribu sebiji.
Jika sedang musimnya, buah ini akan lebih mudah ditemui di pasar-pasar di Kabupaten Banjar, karena memang banyak tumbuh di sana.
"Biasanya banyak ditemui di Pasar Terapung Lokbaintan dan Pasar Astambul, Kabupaten Banjar. Kalau di Lokbaintan karena memang banyak tumbuhnya di hutan-hutan dekat situ. Kalau yang dijual di Pasar Astambul itu biasanya buahnya dari Desa Sungai Tuan, di sana juga banyak ditumbuhi buah ini," ungkapnya.
Kalau di pasar terapung di Siring Tendean ini, hanya ada tiap Sabtu sore dan Minggu pagi, selama masih musimnya saja, tentunya. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)