Book Lovers

Ibnu Sina Punya Pojok Baca di Rumah

Kebiasaan membaca ini ditularkannya pula kepada keempat putranya, Jundi Muhammad, Syarif Hidayatullah, M Alfatih dan Royyan Faturrobbani.

Editor: Elpianur Achmad
banjarmasinpost.co.id
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Menyisihkan sebagian pendapatan untuk membeli buku, menjadi kebiasaan Ibnu Sina sejak dulu hingga sekarang. Lelaki yang baru sekitar empat bulan menjadi wali Kota Banjarmasin, yakni sejak pelantikannya pada 17 Februari 2016, memanfaatkan waktu di sela-sela kesibukan untuk membaca buku-buku yang telah dibelinya.

"Dulu sering beli buku sekali banyak, lalu bacanya pas ada waktu. Kecuali ada buku bagus bisa juga beli langsung, maklum karena kesibukan," kata Ibnu Sina.

Kebiasaan ini ditularkannya pula kepada keempat putranya, Jundi Muhammad, Syarif Hidayatullah, M Alfatih dan Royyan Faturrobbani. Bahkan di kediaman pribadinya, ada ruang baca khusus. "Anak-anak punya ruang pojok baca di rumah," ujarnya.

Sejak kecil, lelaki kelahiran Puruk Cahu, Murung Raya, Kalimantan Tengah, 4 Januari 1975 yang berasal dari keluarga sederhana ini, sudah memiliki cita-cita agar bisa bermanfaat banyak bagi orang lain dan membahagiakan kedua orangtuanya.

Ibnu Sina juga dikenal sebagai aktivis mahasiswa yang kritis menyuarakan aspirasi rakyat. Saat berkuliah di Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, sudah terlihat jiwa kepemimpinannya. Di beberapa organisasi yang diikutinya, dia totalitas mengemban amanah yang diberikan kepadanya

Suami dari seorang dokter sekaligus dosen Hj Siti Wasilah ini, menapaki karier politiknya sebagai calon anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan pada 2004 dia terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Kalsel dari PKS dan menjadi anggota DPRD termuda saat itu.
Pada usia 41 tahun jabatan wali kota Banjarmasin pun disandangnya hingga 2021 mendatang.
Semua ini, tidak lepas dari karakter kegemaran membacanya yang sudah terbentuk sejak muda.
Koleksi bukunya banyak dan beragam, dari buku-buku ensiklopedia, ilmu pengetahuan, novel, perundang-undangan, dan yang terbanyak buku keagamaan di rumah pribadinya.

"Paling banyak buku tentang keagamaan. Karena memang suka sejak dari kampus dan juga tentunya buat bahan persiapan ceramah," ujarnya yang di sela kesibukannya juga keliling menjadi penceramah dan khatib Jumat.

Saat menjadi anggota DPRD Kalsel, sesuai tugasnya sebagai wakil rakyat maka dari koleksi bukunya banyak tentang perundang-undangan.

Namun, diakuinya, saat ini minat baca warga menurun. "Hal itu karena terdesak peranan media sosial dan internet," kata Ibnu yang sempat jadi penulis dan menulis tentang keadaan orang suku Banjar yang merantau ke luar Pulau Kalimantan hingga ke Malaysia dan Singapura.

Ibnu Sina sudah sejak lama melek dengan media sosial. Dia menggunakan media sosial seperti facebook dan twitter untuk mendengarkan aspirasi masyarakat sejak lama, di saat para pengambil keputusan di wilayah ini tak begitu menghiraukan media sosial.

Sebagai wali Kota Banjarmasin, dia punya obsesi menggairahkan minat baca dan menulis, terutama di kalangan kaum muda.

“Kami sedang coba formulasi kegiatannya. Apakah dalam bentuk penghargaan kepada penulis-penulis atau memotivasi kaum mudanya. Ini semua dalam rangka Kota Banjarmasin ingin juga menjadi kota literasi," kata Ibnu. (ht)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved