Pengolahan Sirap Ulin, Begini Nasibnya Kini

Fauzi bahkan satu-satunya pengrajin atap sirap ulin di Banjarmasin. Meski pengrajin tunggal diakui Fauzi atap sirap jualannya tidak selaku dahulu.

Penulis: Milna Sari | Editor: Mustain Khaitami
banjarmasinpost.co.id/milna sari
Ahmad Fauzi mengolah atap sirap dari kayu ulin. Meski tergolong sudah jarang diminati, usaha ini masih bertahan untuk dijadikan sebagai sumber mata pencaharian Fauzi dan keluarganya. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Atap sirap ulin, siapa yang masih memakai atap satu ini. Jika ada itu pun hanya rumah Banjar yang sudah tua. Terlebih semakin banyaknya atap modern berbahan metal yang kini lebih digemari.

Namun perajin atau pembuat atap sirap ulin satu ini, Ahmad Fauzi masih tetap meneruskan usahanya ini hingga kini. Ya, pengrajin atap sirap ulin di Kelayan B Banjarmasin ini masih memproduksi atap sirap ulinnya.

Fauzi bahkan satu-satunya pengrajin atap sirap ulin di Banjarmasin. Meski pengrajin tunggal diakui Fauzi atap sirap jualannya tidak selaku dahulu.

"Paling ada yang beli 20 buah, untuk menyusupi kalau ada atap rumahnya yang bocor," ujarnya, Sabtu (2/7/2016).

Bahan pembuatan atap sirap ia peroleh dari pembuatan kayu ulin di Lianganggang, Banjarbaru. Sisa atau limbah pengolahan kayu Ulin diolahnya kembali menjadi atap sirap.

Meski tidak seramai dulu, diakui Fauzi dirinya akan tetap membuat atap sirap. Selain sebagai sumber penghasilan, melalui produksi atap sirap ulin ia turut melestarikan peninggalan masyarakat Banjar yaitu kayu Ulin.

"Kalau di luar Kalimantan mereka tidak pakai Ulin, hanya kayu biasa," tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved