Atang Kubur Kayu Ulin Karya H Asad Dipakai Sampai ke Sulawesi

Sambil menunjukkan macam ukiran Atang, Asad menceritakan Atang miliknya pernah dibawa untuk dipakai di Sulawesi.

Editor: Elpianur Achmad
Banjarmasinpost.co.id/milna sari
H Asad pengrajin atang kuburan di Jalan Piere Tendean Banjarmasin 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Dengan cekatan H Asad dengan cekatan menghaluskan ukiran kayu ulin atang menggunakan mesin. Saban hari lelaki parobaya itu mengerjakan pembuatan atang kubur dari bahan kayu ulin. Usaha satu-satunya yang digeluti sejak tahun 1990-an itu takkan pernah ditinggalkan oleh Asad.

Meski Atang kubur semakin banyak dan beragam, bagi Asad, atang kubur dari kayu Ulin tetap memiliki penggemar. Atang kubur yang dia buat bahkan pernah dibawa oleh orang Madura untuk dipakai di daerahnya di sana.

Atang kubur dari kayu Ulin menurut Asad tidak ada di daerah lain khususnya di luar Kalimantan. “Meski banyak ukiran dari Pulau Jawa, namun kayu yang digunakan hanya kayu biasa,” ujar bapak dua anak itu, Sabtu (2/7/2016), saat dikunjungi di kediamannya di Jalan Pierre Tendean.

Sambil menunjukkan macam ukiran Atang, Asad menceritakan Atang miliknya pernah dibawa untuk dipakai di Sulawesi. “Orangnya sampai bolak-balik Banjarmasin untuk membawa atang olahan di sini,” ungkapnya.

Atang kubur dari Ulin memiliki penggemar sendiri. Menurut Asad atang kayu ulin lebih ringan dari semen atau batu menjadikannya mudah untuk dibawa. Tidak hanya itu, atang dari kayu Ulin juga tidak membuat tanah kuburan menjadi turun.

Saat Ramadan, penjualan atang kayu Ulin diakui Asad mencapai puncaknya. Masa-masa ramainya orang berziarah, membuat penjualan Atang menjadi meningkat dari bulan-bulan lain.

Saat Ramadan banyak orang berziarah sehingga banyak berniat mengganti datangnya atau sekadar memberi Atang kuburan yang belum memiliki Atang.

“Kemarin baru saja orang dari Samarinda beli untuk kuburan mamanya di Banjarmasin sini,” ujarnya.

Di rumahnya, Jalan Pierre Tendean, Banjarmasin, Asad mengolah sisa-sisa kayu Ulin yang dia dapat dari pengolahan kayu ulin untuk dibentuk menjadi Atang. Bermodal peralatan mesin ukir dan mesin tabuk, satu persatu diolah oleh Asad menjadi atang.

Asad membuat atang kayu Ulin dengan beragam ukiran desain, mulai bentuk amor, bintang dan banyak lagi, sesuai permintaan.

“Ya, model ukiran berasal dari imajinasi dan kreatifitas,” kata Khoiri, perajin Atang lainnya,

Menurut perajin atang yang juga berada di Jalan Pierre Tendean ini, atang Ulin masih dianggap istimewa oleh masyarakat Banjar.

“Bentuknya yang indah membuat banyak orang masih memilih Atang dari Ulin,” ujarnya.

Khoiri mengaku atang yang dia buat sering dibeli orang dari Barabai, Tanjung, Amuntai dan Kandangan. Biasanya, atang itu dijual kembali di daerah-daerah tersebut.

Bagi Khoii, atang Ulin memang unik. Selain bentuk ukirannya bisa disesuaikan, kayu Ulin yang digunakan dikenal kuat dan mampu bertahan puluhan tahun.

Meski ada larangan pemberian atang kubur di kuburan umum, bagi Khoiri tidak mengurangi pembelian Atang Ulin.

“Buktinya 13 tahun saya kerjakan ini tidak ada matinya,” pungkas lelaki itui tersenyum. (rii)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved