Tidak ada ploncoan, Panitia Bukan Siswa Tapi Para Guru

BANJARMASINPOST.CO.ID - SEJUMLAH kepala sekolah di daerah ini menanggapi positif tidak ada lagi perploncoan bagi siswa baru. Mereka menyiapkan konsep pengganti masa orientasi siswa (MOS) dengan pengenalan lingkungan sekolah (PLS) yang menjadi pedoman dari Kemendikbud.

Kepala SMKN 1 Pelaihari, Rodi mengaku sejak menjabat lima tahun lalu, kegiatan MOS di sekolah yang dipimpinnya tak memakai konsep perploncoan.

“Tahun ini namanya bukan MOS lagi tapi PLS. Konsepnya mengenal lingkungan sekitar sekolah selama tiga hari. Kami laksanakan pada 18 Juli di luar ruangan. Tidak ada ploncoan. Panitia juga bukan siswa kakak kelas. Tapi para guru,” ujarnya.

Idris Mahyuni, warga Pelaihari mengaku senang konsep MOS sistem plonco ditiadakan. Sebab, kegiatan itu banyak mudaratnya dibanding manfaatnya. “Saya sempat dibuat repot karena diminta anak saya mencari permintaan kakak panitianya,” ujarnya.

Idrus lebih senang jika panitia LPS melibatkan instansi lain memberikan edukasi kepada siswa baru seperti materi tertib berlalulintas, bahaya narkoba dan obat berbahaya, waspadai kenakalan remaja dan kebebasan seksual serta pengenalan keterampilan beladiri praktis atau kiat menghadapi pelaku kriminalitas,” ujarnya.

Kadisdik Kabupaten Tanahlaut, Lutfiati Uyun mengaku akan menindak tegas sekolah yang tak mengindahkan imbauan Kementerian Pendidikan terkait kegiatan siswa baru pertama belajar. “Besok dilaksanakan musyawarah kelompok kepala sekolah (MKKS). Kita akan tegaskan kembali sesuai surat Menteri Pendidikan. Saat ini sedang proses pembentukan Tim Pemantau kegiatan pengenalan lingkungan sekolah (PLS), bukan lagi MOS (masa orientasi sekolah),” ujar Abdillah.

Selengkapnya baca Banjarmasin Post edisi cetak Rabu (13/7/2016) atau klik http://epaper.banjarmasinpost.co.id

Baca juga Metro Banjar edisi, Rabu (13/7/2016):