Usulkan Hillary Clinton Dihukum Mati, Penasihat Donald Trump Diselidiki

Unit pengamanan presiden AS atau Secret Service, Rabu (20/7/2016), mengatakan, segera melakukan investigasi terhadap penasihat informal

Editor: Eka Dinayanti
Getty/Independent
Al Baldasaro dalam sebuah kampanye Donald Trump. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, CLEVELAND - Unit pengamanan presiden AS atau Secret Service, Rabu (20/7/2016), mengatakan, segera melakukan investigasi terhadap penasihat informal Donald Trump yang menyerukan agar Hillary Clinton dihukum tembak karena berkhianat.

Al Baldasaro, perwakilan negara bagian New Hampshire, dalam sebuah wawancara radio pada Selasa (19/7/2016), mengatakan, Hillary Clinton harus diseret ke depan regu tembak karena melakukan pengkhianatan.

Baldasaro, seorang pensiunan marinir dan veteran Perang Teluk pertama, membicarakan cara Hilary, sebagai menteri luar negeri, menangani serangan di kantor konsulat AS di Benghazi, Libya pada 2012 yang mengakibatkan empat orang tewas.

"Semua hal ini membuat saya jijik," kata Baldasaro yang dikenal dengan gaya blak-blakan dalam berbicara.

Juru bicara Secret Service Robert Hoback mengatakan, pihaknya tengah mendalami persoalan tersebut dan akan menggelar investigasi.

Sementara itu, tim kampanye Donald Trump terlihat menjaga jarak dengan Baldasaro setelah pernyataan keras itu.

"Kami tidak setuju dengan pernyataan itu," kata juru bicara Donald Trump, Hope Hicks singkat.

Baldasaro selama ini menjadi penasihat informal Trump khususnya untuk masalah veteran perang.

Dia datang dalam sebuah jumpa pers awal tahun ini setelah diundang Donald Trump untuk membantunya mengatasi kritik terkait tudingan kurangnya transparansi dalam penggalangan dana untuk para veteran.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved