Seribu Anak Tulis Surat, "Presiden, Bayak yang Belum Bisa Berobat"

Untuk memulai tradisi menulis dengan tangan, anak-anak diajak menuliskan harapan dan cita-cita yang dituangkan dalam surat untuk Presiden RI.

Editor: Mustain Khaitami
surya.co/m taufik
SURATI PRESIDEN - 1.000 siswa-siswi Pulau Bawean diajak menuliskan harapan, cita-cita yang dituangkan dalam surat untuk Presiden RI. Kegiatan menulis surat yang digagas PT Standardpen Industries digelar di Alun-alun Sangkapura, (23/8). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, GRESIK - Seribu orang anak di Pulau Bawean ramai-ramai menulis surat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (23/8/2016).

Kegiatan itu dikemas dalam perayaan HUT ke-71 Kemerdekaan RI di pulau yang berada di 80 mil atau 120 kilometer sebelah Utara Kabupaten Gresik tersebut.

Dalam surat-suratnya, siswa-siswi itu menuliskan harapan dan cita-cita mereka masing-masing. Uwaisan Alqorni misalnya, siswa kelas V SDN Sungai Teluk itu dalam suratnya mengaku sangat senang dengan Presiden Jokowi.

Dia juga mendoakan agar Jokowi bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.

"Banyak masyarakat Indonesia yang masih belum bisa berobat ke rumah sakit karena keterbatasan biaya," tulis Isan, panggilan Uwaisan Alqorni dalam suratnya untuk Presiden Jokowi.

Beda halnya yang ditulis oleh Reza Putri Juwita, siswa kelas VI SDN Kota Kusuma itu dalam suratnya bercerita bahwa Pulau Bawean punya banyak tempat rekreasi. Tapi sejauh ini masih belum banyak didatangi wisatawan seperti pulau-pulau lain.

"Saya ingin Pulau Bawean dikunjungi banyak orang. Saya juga ingin bapak Jokowi datang ke Pulau Bawean," ujar Reza Putri dalam suratnya untuk presiden.

Aksi menulis surat dengan tangan untuk presiden ini merupakan acara yang digelar oleh Standardpen, perusahaan alat tulis di Indonesia. Untuk memulai tradisi menulis dengan tangan, anak-anak diajak menuliskan harapan dan cita-cita yang dituangkan dalam surat untuk Presiden RI.

“Bangsa kita didirikan oleh tokoh-tokoh yang gemar menulis. Bung Hatta, pulang dari belanda, selalu membawa koleksi bukunya sampai mas kawinnya juga buku. Sukarno, saat dipenjara juga kerjaannya baca dan menulis. Saya ingin anak-anak mengetahui itu dan mencontohnya,” kata CEO Standardpen, Megusdyan Susanto.

Kegiatan menulis surat untuk Presiden ini diharapkan menjadi pengalaman yang bernilai dan menjadi tradisi bagi anak-anak dalam menulis dengan tangan.

“Untuk Jawa timur, kami memulai gerakan ini dari Kepulauan Madura dan Kepulauan Bawean," sambungnya.

Megusdyan menilai bahwa membaca dan menulis belum mengakar kuat dalam budaya Indonesia. Padahal, sambungnya, menulis selain mengasah kinerja otak juga dapat membantu anak-anak menjadi kreatif.

"Oleh karena itu Standardpen ingin mengembalikan tradisi lama yang mulai ditinggalkan karena kemajuan teknologi. Dalam kesempatan ini, kami mengajak anak-anak dan guru untuk melestarikan menulis dengan tangan yang dapat mengasah kinerja otak,” lanjut Megusdyan.

Memperingati HUT ke 71 Kemerdekaan RI ini, Standardpen membagikan sedikitnya 7100 batang bolpoin untuk Jawa Timur. Adapun kota-kota sebelumnya yang dikunjungi adalah Propinsi Banten, DKI Jakarta, Kota Bogor Jawa Barat, Sinabung Sumatera Utara.

Sumber: Surya Online
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved