Di Agrowisata Ini Pengunjung Bisa Memetik Sendiri Buah Pilihannya
Bahkan pohon buah langka asli Kalimantan seperti limpasu dan pelajau pun ada.
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Jika melintasi Jalan Ahmad Yani Km 45,5 Desa Pulau Sari, Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanahlaut, sangat sayang melewati Agrowisata Petik Madu Tanpa Sengat Trigona Itama. Agrowisata milik H Mukhtaruddin ini menawarkan aneka buah-buahan kualitas unggulan yang bisa dipetik sendiri dari pohonnya.
Pensiunan dari sebuah perusahaan swasta itu mendirikan agrowisata secara tidak sengaja. Kebun buah-buahan di lahan seluas satu setengah hektare itu telah dimilikinya sejak puluhan tahun lalu, saat masih aktif bekerja di perusahaan. Namun baru satu tahun terakhir, dirinya menjadikan agrowisata sejak membudidayakan lebah tanpa sengat trigona itama secara tumpang sari di areal perkebunannya itu.
"Saya hobi menanam buah-buahan unggul, apalagi yang masih jarang-jarang ada di sini. Ketika keluar daerah seperti ke Bogor, saya berburu tanaman buah dan tanam di sini," katanya belum lama ini.
Setidaknya ada ribuan pohon buah-buahan dari berbagai varietas unggul yang kini 'menghuni' kebun yang lokasinya berada di belakang rumah pribadinya itu. Ada pepaya kalifornia yang mungil ukurannya namun sangat manis. H Muhktaruddin mengklaim dirinya termasuk yang pertama kali mengembangkan pepaya jenis ini di Tala, bahkan Kalsel.
Selain itu ada jambu kristal taiwan yakni jambu biji yang sangat manis rasanya. Uniknya, biji dalam buah jambu ini sangat sedikit di bagian tengah, sehingga lebih mirip buah apel. Bagi penyuka buah jambu, tentu akan sangat puas saat memakannya karena mendapati daging buah yang tebal.
Ada pula berbagai jenis jambu air kualitas super seperti jambu air king rose, jambu citra, jambu air lilin hijau, jambu air black diamond, jambu air mutiara hitam, jambu pir, getas merah dan masih banyak lagi.
Selain itu buah yang cukup unik seperti kacang amazon, buah tin, apel india, jeruk bali dan jambu bol jamaika juga ada. Bahkan pohon buah langka asli Kalimantan seperti limpasu dan pelajau pun ada. "Masuk ke sini gratis. Tapi kalau petik buah, ditimbang baru dibayar," tambahnya.
Menurut H Mukhtaruddin, meskipun tergolong buah langka dan kualitas super, harga buah-buahan di tempatnya lebih murah daripada yang dijual di supermarket. Dia mencontohkan jambu kristal taiwan yang harga per kilonya hanya kisaran Rp 20 ribuan, sedangkan di supermarket bisa mencapai Rp 35 ribuan.
Kelebihan lainnya, pengunjung bisa memetik sendiri buah segar yang matang di pohon dan bisa belajar tentang buah-buahan yang unggul dan yang sudah langka.
Ditambahkan dia, biasanya yang menjadi favorit pengunjung adalah aneka jambu karena tidak mengenal musim. Selain itu, madu dari lebah trigona itama yang kaya khasiat juga cukup diminati. Harganya Rp 100 ribuan untuk 200 cc.
Selain untuk wisata, tempat ini juga bisa buat edukasi. Bahkan, H Mukhtaruddin mengaku pernah diminta mengisi kuliah umum untuk mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat terkait kebuh buah langkanya ini. (*)