Seputar Kaltara

Menakjubkan, 200 Anak TKI di Perbatasan Tulis Mushaf Alquran 30 Juz

Ratusan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia asal Sabah, Malaysia, yang menjadi santri dan santriwati di Pondok Pesantren Mutiara Bangsa Pulau Sebatik,

Editor: Ernawati
TRIBUN KALTIM / NIKO RURU
Para santri di Pondok Pesantren Mutiara Bangsa, Pulau Sebatik, Rabu (12/10/2016), mengikuti penulisan Mushaf Alquran. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, NUNUKAN - Ratusan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia asal Sabah, Malaysia, yang menjadi santri dan santriwati di Pondok Pesantren Mutiara Bangsa Pulau Sebatik, Rabu (12/10/2016) mengikuti penulisan Mushaf Alquran 30 Juz.


Kegiatan yang merupakan program Dirjen Pendok Pesantren dan Diniyah serta Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia ini dilaksanakan serentak di 34 provinsi di Indonesia.


Pelaksanaan kegiatan ini disaksikan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Sebatik, HM Sholeh, dan Pengasuh Pondok Pesantren Mutiara Sebatik, Haji Abu Ubaedah.


“Peserta yang ikut dalam kegiatan yang dilaksanakan di Ponpes Perbatasan Desa Padai di Kecamatan Sebatik ini mendapatkan piagam penghargaan dari Menteri Agama H Lukman Hakim Saifuddin,” kata Sayid Abdullah, Humas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nunukan.


Lalu Muhammad Puadi, dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nunukan yang mendampingi kegiatan ini menyebutkan, kegiatan pencanangan budaya penulisan Mushaf Alquran merupakan kegiatan yang digagas dua direktorat jenderal di Kementerian Agama.


“Yaitu Dirjen Pendok Pesantren dan Diniyah serta DirjenPendidikan Islam Kemenag,” ujarnya.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional yang baru tahun ini diperingati setelah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menetapkan Hari Santri sebagai hari besar nasional pada tahun lalu.


“Dimana tahun ini akan diperingati pada 22 Oktober 2016 mendatang,” ujarnya.


Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nunukan HM Shaberah menyambut baik kegiatan seperti ini dan berharap santri terbiasa menulis Alquran, khususnya berlatih menulis dan belajar Bahasa Arab.


“Untuk bisa nantinya mendalami isi kandungan Alquran,” ujarnya.


Dia mengatakan, kegiatan seperti ini memang bertujuan untuk membudayakan masyarakat Indonesia untuk menulis, mempelajari, memahami, mengkaji, dan mengamalkan nilai-nilai Alquran Al-Karim sebagai salah satu solusi dari ikhtiar Kementerian Agama untuk membangun karakter masyarakat Indonesia.


“Saya berharap agar santri khususnya yang ada di Nunukan selain (membaca) Alquran namun juga terbiasa untuk menulis Alquran, khusunya dengan berlatih menulis. Selain itu pula para santri harus juga menghafal, mengkaji dan mengamalkan serta belajar Bahasa Arab untuk bisa nantinya mendalami isi kandungan Al Quran,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved