Penggorok Istri di Kertak Hanyar Tewas di Sambang Lihum, Nekat Mau Mau Potong Kemaluan
Junaidi, yang dititipkan ke RSJ Sambang Lihum sejak Senin (3/10) lalu, ditemukan tewas di ruang visum, Kamis (13/10) sekitar pukul 10.00 Wita.
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Junaidi (32) tidak bertahan lama hidup di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum. Penggorok istri ini meninggal akibat gagal napas. Sebelum ditemukan meninggal, Junaidi sempat mau bunuh diri dengan cara memotong ‘burungnya’.
Setelah membuat geger warga di Jalan Mahligai, Kompleks Griya Mandiri RT 17 Kecamatan Kertakhanyar, Kabupaten Banjar, Kalsel, Senin (3/10) lalu, dengan aksinya menggorok istrinya sendiri Aini (16), Junaidi kembali menggemparkan penghuni RSJ Sambang Lihum, Gambut.
Junaidi, yang dititipkan ke RSJ Sambang Lihum sejak Senin (3/10) lalu, ditemukan tewas di ruang visum, Kamis (13/10) sekitar pukul 10.00 Wita.
“Saya meluruskan, Junaidi meninggal bukan lantaran bunuh diri, melainkan karena gagal napas. Junaidi ditemukan meninggal di ruang visum,” kata Direktur RSUD RSJ Sambang Lihum dr H IBG Dharma Putra MKM, Kamis (13/10).

Junaidi (32) tersangka pembunuh istri saat diamankan di Mapolsek Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar.
Dharma menjelaskan, Junaidi didatangkan ke RSJ Sambang Lihum, Senin (3/10), dengan status tersangka untuk dimintakan visum atas peristiwa pembunuhan terhadap istrinya. “Keesokan harinya, Selasa (4/10), Junaidi masuk ruang visum,” ujarnya.
Karena merasa dihantui istrinya, Junaidi tidak mau makan nasi, tapi masih mau makan kue. “Saat itu, kondisi fisiknya secara keseluruhan masih bagus, sehingga Junaidi tidak diinfus,” ujarnya.
Selama di ruang visum, kondisi kejiwaan Junaidi terus diawasi. “Sabtu (8/10), Junaidi melakukan upaya bunuh diri dengan memotong kemaluannya. Upaya Junaidi berhasil digagalkan. Namun sudah ada luka sayatan di kemaluan Junaidi,” ujarnya.
Sejak kejadian itu kedua tangan Junaidi diborgol. “Setelah kejadian itu Junaidi tidak mau makan. Selasa (11/10) Junaidi muntah-muntah dan kondisi fisiknya jelek. Karena itu, Junaidi diinfus,” ujarnya.
Kapolsek Kertakhanyar AKP Iptu Ria Ariyanti juga membenarkan Junaidi meninggal dunia. "Meninggalnya wajar, tidak ada tanda-tanda bunuh diri,” ujarnya.
Dengan meninggalnya Junaidi ini maka kasusnya gugur demi hukum. "Rencananya hari ini kami akan menyerahkan almarhum ke pihak keluarganya," kata Iptu Ria Ariyanti. (wid/lis)
Baca Lengkap di Harian Metro Banjar Edisi Jumat (14/10/2016)