Jendela Dunia

Ini Lima Aksi Demo Terbesar yang Pernah Terjadi di Dunia

Aksi unjuk rasa seperti demo, protes, dan lain-lain sebenarnya sering terjadi. Termasuk di beberapa negara di dunia.

Editor: Mustain Khaitami
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ratusan massa gabungan dari organisasi Islam dan organisasi masyarakat termasuk Front Pembela Islam (FPI) berdemonstrasi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (3/6/2016). Demonstrasi yang bertajuk apel siaga nasional ini dilakukan sebagai bentuk penolakan bangkitnya komunisme. 

BANJARMASINPOST.CO.ID.COM - Aksi unjuk rasa yang akan dilakukan pada tanggal 4 November telah membuat beberapa pihak khawatir.

Untuk berjaga-jaga, kepolisian sudah menurunkan surat agar masyarakat lebih hati-hati dan waspada.

Sebenarnya, menurut Presiden Joko Widodo, unjuk rasa adalah hak demokratis warga. Tapi bukan memaksakan hak dan kehendak serta bukan hak untuk merusak.

Aksi unjuk rasa seperti demo, protes, dan lain-lain sebenarnya sering terjadi. Termasuk di beberapa negara di dunia.

Namun, dalam catatan sejarah, ada 5 aksi protes terbesar sepanjang masa dilansir elist10.com.

Gerakan Occupy Wall Street (2011- sekarang)

Sudah hampir enam tahun aksi ini digelar di seluruh dunia. Mereka menamakan diri gerakan Occupy, sebuah gerakan protes internasional terhadap ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi di dunia.

Tujuan dari aksi ini adalah membuat hubungan yang sejajar antara ekonomi dan politik di seluruh kalangan masyarakat. Mereka menganggap bahwa selama ini perusahaan besar dan sistem keuangan global sudah bertindak seenaknya.

Sehingga mereka semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Slogan gerakan ini adalah ‘We are 99 persen’. Artinya hanya 1 persen saja orang-orang yang diuntungkan dengan sistem sosial-ekonomi dunia ini. Sementara 99 persen lainnya mendapat kesulitan.

Protes Brazil (2013)

Aksi protes ini diprakarsai oleh Movimento Passe Livre, sebuah organisasi lokal advokasi untuk transportasi umum.

Protes ini diawali dengan berbagai jenis kenaikan harga transportasi umum seperti bus, kereta api, dan metro mini di seluruh kota di Brazil.

Di tengah aksi protes, mereka juga menambahkan beberapa isu seperti kebrutalan polisi. Ini merupakan protes terbesar kedua yang dilakukan warga Brazil.

Terakhir, mereka melakukannya pada 1992 dengan hasil mundurnya Presiden Fernando Collor de Mello dari kursi presiden.

Protes Turki (2013)

Di saat warga Brazil berdemo, warga Turki juga melakukannya. Itu bermula pada 27 Mei sampai 20 Agustus 2013.

Ini semua dimulai ketika warga marah dengan aksi brutal penggusuran lahan. Menurut informasi, lahan tersebut akan dijadikan sebuah taman urban yang bernama Istanbul Taksim Gezi Park.

Padahal sebelumnya warga tidak menerima info penggusuran. Dengan alasan inilah para warga bersatu dengan kelompok-kelompok kecil untuk mengorganisir protes di seluruh negeri.

Sayangnya, walau sudah melakukan protes besar-besaran, Perdana Menteri Tukri Recep Tayyip Erdogan menolak segala tuntutan warga.

Pemerintah tetap akan menjalankan apa rencana di awal. Mereka juga tidak meminta maaf tentang aksi kekerasaan yang dilakukan pihak kepolisian.

Protes Arab atau Arab Spring (2010 sampai sekarang)

Warga Arab Saudi memprotes segala jenis pemberontakaan dengan kekerasaan dan tanpa kekerasaan serta perang sipil antara warga di seluruh negara Arab.

Mereka protes tentang tata cara pemerintahan masing-masing terhadap sistem ekonomi, politik, sosial, dan pendidikan.

Aksi semacam ini bahkan sudah sering terjadi di area Timur Tengah. Seperti di Tunisia, Mesir (dua kali), Libya, dan Yaman.

Melihat aksi protes ini banyak pengamat yang membandingkannya dengan Revolusi 1989 atau yang dikenal dengan ‘Autumn of Nations” yang melanda Eropa Timur.

Protes Perang di Afghanistan (2001-sekarang)

Jika ada aksi proses protes terpanjang dalam sejarah, maka inilah protes yang dimaksud. Sudah lebih dari satu dekade dan sampai sekarang masih berlanjut.

Semua ini berawal pada bulan Oktober 2001 di mana Amerika Serikat melakukan peperangan dengan mengirim 140.000 tentara militer asing ke Afghanistan.

Sudah ratusan orang meninggal dunia dan miliaran dolar uang habis hanya untuk perang yang tidak menghasilkan apa-apa ini.

Hampir seluruh negara di dunia melakukan protes akan aksi dari Amerika Serikat ini. Termasuk di Indonesia. (Mentari Desiani Pramudita/Intisari-Online.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved