Edisi Cetak

Sosok Tak Terkalahkan Seorang Fidel Castro

Presiden AS Barack Obama harus datang ke Kuba pada 20 Maret 2016 untuk memperbaiki hubungan.

Editor: Yamani Ramlan
Banjarmasin Post Group
Banjarmasin Post edisi 27 November 2016 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Tak ada pemimpin dunia yang paling dibenci Amerika Serikat, selain Fidel Castro. Pemimpin Kuba tersebut merupakan duri dalam daging pemerintahan Negeri Paman Sam. Bagaimana tidak. Kuba ada di depan mata AS.

Namun negara kecil tersebut tak sanggup dikalahkan negeri adidaya.

Bahkan, Presiden AS Barack Obama harus datang ke Kuba pada 20 Maret 2016 untuk memperbaiki hubungan. Itu merupakan lawatan presiden pertama AS dalam 88 tahun terakhir.

Kini pemimpin revolusi dan mantan presiden Kuba itu telah pergi untuk selamanya. Sahabat Soekarno, presiden pertama Indonesia, tersebut meninggal pada Jumat (25/11) pukul 22.29 waktu setempat.

Dia meninggal pada usia 90 tahun. Bernama lengkap Fidel Alejandro Castro Ruz, pria tersebut memerintah Kuba selama hampir setengah abad. Oleh karena faktor kesehatan, kekuasaan diserahkan kepada adiknya, Raul Castro, pada 2008.

April 2016, Fidel Castro berpidato pada hari terakhir kongres Partai Komunis negara itu. Dia mengakui usianya yang sudah senja. Namun konsep negara untuk rakyat masih akan tetap berjaya.

Hal tersebut digaungkannya sejak bergerilya hingga menggulingkan rezim militer Kuba, Fulgencio Batista, pada 1959. Dua tahun setelah mengambil kekuasaan, dia menyatakan

Berkiblat ke Uni Soviet, musuh AS. Kuba pun diembargo AS.
Perang nuklir pun nyaris terjadi pada 1962 setelah Uni Soviet menempatkan hulu ledak nuklir di Kuba dan diarahkan ke AS.

Secara geografis, Kuba hanya sekitar 90 mil dari negara bagian Florida, AS.

Presiden AS John F Kennedy pun memerintahkan pasukannya siaga dan memblokade laut Kuba. Kedua negara terlibat ketegangan selama 13 hari hingga membuat dunia harus menahas napas.

Ancaman keamanan dunia tersebut akhirnya dapat diselesaikan lewat perundingan alot antara Presiden Kennedy dengan pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev.

Kendati demikian, hubungan Kuba dan AS tak pernah terjalin dengan baik.

Hubungan mulai membaik saat Presiden Barack Obama mengusulkan pemulihan hubungan kedua negara bertetangga itu pada 2014.

Pemerintah Indonesia melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan duka cita.

“Ya tentu kita semua dan pemerintah menyampaikan duka cita yang dalam atas meninggalnya Fidel Castro. Karena Fidel Castro pada saat Bung Karno merupakan sahabat yang baik,” kata Kalla, kemarin. Fidel Castro juga mendukung gerakan non-blok seperti Sukarno.

Dia, di mata Kalla, merupakan tokoh pejuang negerinya.

“Dia pejuang negerinya yang luar biasa walaupun tentu juga ada masalah-masalah tapi bagaimana pun dia pejuang di daerahnya,” katanya. (tribun/bbc/kcm/dtc/yat)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved