Seputar Kaltara
Dana Subsidi Pesawat Air Born untuk Warga Nunukan Cuma Diserap Seperlima
Kepala Bidang Perhubungan Udara pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nunukan, Sugianto Albert, memastikan, dengan sisa waktu ta
BANJARMASINPOST.CO.ID, NUNUKAN - Kepala Bidang Perhubungan Udara pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nunukan, Sugianto Albert, memastikan, dengan sisa waktu tahun ini, PT Air Born Indonesia tidak bisa merealisasikan seluruh penerbangan subsidi ongkos angkut (SOA) penumpang rute ibukota Kabupaten Nunukan-Long Bawan, Kecamatan Krayan.
Dia mengungkapkan, dari kontrak sebesar Rp 5,363 miliar, PT Air Born Indonesia baru merealisasikan sekitar Rp 1 miliar atau sekitar seperlima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Nunukan 2016.
“Serapan anggaran triwulan pertama Rp 1 miliar lebih. Sisanya Rp 4 miliar sekian. Mereka termin pertama pada Oktober. Serapan anggarannya sangat rendah,” ujarnya, Selasa (20/12/2016).
Dalam kontrak dijelaskan, Air Born harus melayani 520 penerbangan selama kontrak berjalan satu tahun.
Dia mengatakan, dari Oktober hingga Desember, tidak mungkin PT Air Born Indonesia bisa menyelesaikan banyaknya sisa SOA penumpang yang belum direalisasikan.
“Dari Oktober sampai Desember tidak sampai Rp1 miliar realisasinya. Karena kami membayar sesuai dengan realisasi flight,” ujarnya.
Dengan begitu, kata dia, sisa dana sekitar Rp3 miliar hampir dipastikan dikembalikan lagi ke kas daerah karena tidak terealisasi.
Sepanjang tahun 2016 ini, warga Kecamatan Krayan kesulitan angkutan akibat sering tidak beroperasinya pesawat perintis twin otter Air Born.
Belum sebulan memenangkan tender pada Maret lalu, pesawat sudah tidak terbang dengan alasan terbentur pada air operator certificate (AOC).
Di penghujung tahun ini, Air Born kembali tidak melayani penumpang dengan alasan sedang pemeliharaan.
“Awalnya mereka akan menggunakan pesawat cadangan. Tetapi pesawat cadangan digunakan untuk rute lain,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Nunukan lalu mendesak pihak perusahaan untuk merealisasikan penerbangan.
“Solusinya, mereka bekerja sama menggunakan pesawat Hevilift untuk tetap melayani penerbangan subsidi ongkos angkut. Tetapi dalam praktiknya juga mereka tidak sanggup,” ujarnya.
Hingga kini, kata Albert, belum ada kepastian selesainya maintenance pesawat.
“Sampai sekarang maintenance belum selesai. Dengan pesawat lain mereka juga tidak sanggup,” ujarnya.
Akibatnya, penumpang juga menjadi terlantar. Saat ini untuk rute ibukota Kabupaten Nunukan-Long Bawan, masyarakat hanya dilayani Air Born.
Sekretaris Kabupaten Nunukan, Tommy Harun mengatakan, Pemerintah Kabupaten Nunukan sudah memaksa pihak maskapai untuk merealisasikan penerbangan bersubsidi itu.
“Kan kontraknya sudah sama dia,” ujarnya.
Dia mengatakan, untuk mencari pesawat lain tidak mungkin. “Uang kita tidak mungkin keluar ke lain,” ujarnya. (*)
