Kalsel Menuju 2017
Begini Langkah Populis Kepala Daerah di Kalsel
Tentu ini pertama kalinya, seorang kepala daerah hasil Pilkada Kalsel dilantik di istana dan secara terbuka.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Jumat, 12 Februari 2016 Presiden Joko Widodo (Jokowi) meletakkan sejarah tersendiri bagi pemerintahan di Kalimantan Selatan (Kalsel), yang ditandai pelantikan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor dan Wakil Gubernur Kalsel H Rudy Resnawan di Istana Negara yang dilaksanakan secara terbuka.
Tentu ini pertama kalinya, seorang kepala daerah hasil Pilkada Kalsel dilantik di istana dan secara terbuka.
Karena selama ini, pelantikan kepala daerah itu selalu digelar di Gedung Mahligai Pancasila melalui rapat paripurna istimewa DPRD Kalsel. Tentu saja yang bisa datang dan menyaksikan pelantikan seorang kepala daerah itu hanya orang-orang tertentu.
Pejabat utama di Bumi Lambung Mangkurat, para bupati dan wali kota, keluarga kepala daerah yang akan dilantik serta tim sukses dan tium pendukungnya yang membantu meraih kemenangan.
Tapi saat itu Presiden Jokowi mendobrak tradisi lama pelantikan itu. Gubernur Kalsel yang akrab disapa Paman Birin bersama wakilnya, H Rudy Resnawan yang memenangi Pilkada Kalsel 9 Desember 2015 dilantik di istana secara terbuka bersama enam kepala daerah lain yang meliputi Irwan Prayitno - Nasrul Abit (Sumbar), Muhammad Sani-Nurdin Basirun (Kepri), Zumi Zola-Fachrori Umar (Jambi), Ridwan Mukti-Rohidin Mersyah (Bengkulu), Irianto Basire-Udin Hianggio (Kaltara) dan Olly Dondokambey-Steven Octavianus Kandou (Sulut).
Melalui pelantikan terbuka ddimaksudkan, sumpah dan janji kepala daerah itu bisa diketahui oleh semua rakyat secara langsung. Berbeda dengan pelantikan selama ini yang hanya diketahui oleh orang-orang dan pejabat tertentu. Dengan begitu, kepala daerah juga akan malu jika melakukan pelanggaran terhadap sumpah dan janji tersebut.
Bahkan yang tak kalah pentingnya, pelantikan terbuka itu juga menyiratkan pesan agar sistem pemerintahan yang diemban kepala daerah tersebut juga semakin terbuka, dan semakin dekat dengan rakyat. Artinya, pejabat juga harus bisa lebih dekat dengan rakyat yang dipimpin dan sekaligus yang menyerahkan amanahnya itu.
Termasuk kedekatan itu bukan hanya saat masa kampanye. Jarak antara pejabat dengan rakyat semakin diperpendek, agar bisa cepat menyelesaikan persoalan yang berkaitan atau bersentuhan dengan masyarakat luas.
Termasuk dalam bidang pelayanan dan program kerja, diharapkan juga lebih mengedepankan pendekatan kepada rakyat. Meksipun hingga kini, hasil pembangunan duet H Sahbirin Noor-Rudy Resnawan belum banyak dirasakan. Misalnya pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru juga belum bisa direalisasikan.
Namun unsur kedekatan dan keterbukaan itu sudah mulai terasa. Misalnya, secara khusus Paman Birin mengangkat tujuh staf khusus yang berasal dari lintas kalangan. Akademisi, mantan birokrat, pengamat dan praktisi antara lain, H Noor Aidi (ketua), DR H Syaifuddin (sekretaris), Apriansyah, Taufik Arbain, Agus Mawardi, Zulfadli Gazali dan Rizal Akbar.
Dengan pengangkatan staf khusus tersebut Paman Birin berharap agar penyerapan dan kedekatan dengan warga Banua lebih intenst dan semakin mesra. Termasuk, beberapa kali dirinya berbaur bersama warga sambil bernyanyi bersama maupun menceburkan diri ke sungai untuk mengangkat sampah yang menyumbat di saluran tersebut.
Pola pemerintahannya pun selain blusukan, juga tampil apa adanya. Misalnya saat sidak ke SKPD dengan pakai kendaraan roda dua biasa dilakukan, dan juga untuk merakyatnya pemerintahan Birin ini membuat balai rakyat di belakang kediamannya. "Balai rakyat ini untuk warga banua semua," terang Sahbirin Noor.
Dengan semboyan "bergerak" Sahbirin Noor terus menjalankan sendi pemerintahannya dengan alanya senidiri. "Berjuang Gelorakan Raykat (bergerak), akan terus dilakukan," tandas Paman Birin. (lis)
