Jendela Dunia

Ayah Kremasi Putrinya di Rumah Besan, Diduga Dibunuh Karena Hamil Anak Perempuan

Putrinya meregang nyawa karena disinyalir dipaksa mengaborsi bayinya dengan paksa.

Penulis: Restudia | Editor: Didik Triomarsidi
MIRROR
Hancur Sunil Jadhav, 50 tahun kremasi putrinya yang melahirkan ank perempuan 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Seorang ayah mengkremasi putrinya di depan rumah mertuanya yang ia tuduh telah membunuh putrinya.

Putrinya meregang nyawa karena disinyalir dipaksa mengaborsi bayinya dengan paksa.

Hancur Sunil Jadhav, 50 tahun mengaku sengaja mengumpulkan kayu untuk pembakaran jenazah di samping rumah besan.

Karena dia menganggap keluarga mertua putrinya yang bertanggungjawab atas kematian putrinya, Swati Jamdade.

Sunil mengaku geram setelah mendengar kabar kematian putrinya karena dipaksa menggugugurkan kandungan oleh orangtua suaminya, Praveen Jamdade.

Saudara Swati, Amar mengatakan, "Semua orang menginginkan kremasi yang tepat untuk orang yang mereka cintai, agar jiwanya tenang".

Swati Jamdade bersama anak perempuannya semasa hidup
Swati Jamdade bersama anak perempuannya semasa hidup (MIRROR)

"Kita tahu Swati tidak akan tenang sampai mertuanya masuk ke jeruji besi (sel)", kata Sunil seperti dilansir Mirro.

"Kami berharap mereka ingat terbakarnya tubuh Swati setiap hari".

"Kami tidak akan berhenti sampai adikku mendapatkan keadilan", tambah Amar.

Sunil menjelaskan suami Swati menginginkan anak laki-laki. DUa anak perempuan dilahirkan oleh Swati.

Pada kehamilan ketiga ini Swati mengandung anak perempuan. Hingga membuat keluarga suaminya marah.

Ia mengatakan putrinya menangis berjam-jam di koridor rumah sakit ketika kehamilan kedua dan mengetahui hamil anak perempuan pada Juni 2015.

Mertuanya juga ikut memaksa untuk mendapatkan anak laki-laki. Hingga berujung murka karena kehamilan ketiga juga anak perempuan.

Keluarga suami Swati diduga menyiksanya usai mengetahui jenis kelamin anak di kehamilan ketiganya.

Mereka membawanya ke sebuah klinik dan memaksa untuk aborsi. Swati pun menghembuskan nafas terakhir dalam praktek aborsi ilegal ini.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved