Berita Banjarmasin
Mantan Pendayung Nasional Ini Jantungnya Kerap Berdetak Cepat, Apa Penyebabnya?
Mantan pendayung asal Banjarmasin yang sukses menyumbang tiga medali emas Asian Games 2010 di China tersebut mengatakan, menjadi pelatih lebih sulit
Penulis: Burhani Yunus | Editor: Murhan
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Banyak orang beranggapan jadi pelatih lebih enak dari pada atlet.
Padahal, hal tersebut sangat bertolak belakang dengan apa yang dirasakan Muchlis.
Muchlis yang merupakan mantan pendayung Kalsel ini merasakannya. Mantan pendayung asal Banjarmasin yang sukses menyumbang tiga medali emas Asian Games 2010 di China tersebut mengatakan, menjadi pelatih lebih sulit ketimbang atlet.
Pelatih dayung Hulu Sungai Utara kelahiran Banjarmasin, 12 Agustus 1991 tersebut mengatakan, sukanya jadi pelatih adalah saat anak asuhnya menang. Tapi kalau kalah, sangat terpukul.
"Yang membuat jantung saya berdebar keras pada saat start para atlet. Di situlah ketegangan saya terjadi yang berlangsung sampai pertandingan berakhir," kata suami dari Nunung Siti Fatimah tersebut.
Muchlis membandingkan ketika dia sebagai atlet dayung. "Kalau ketika jadi atlet, paling mendisiplinkan diri untuk latihan. Beda jadi pelatih, saya harus punya program dari kesiapan pendayung sampai nutrisi gizi untuk pendayung," kata Muchlis.
