Barito Day

Suporter Diminta Lebih Tertib Dukung Laskar Antasari, Ingat Sanksi Mengintai

Tingginya antusias suporter menjelang bergulirnya kompetisi Liga 1 2017, tentunya cukup diapresiasi oleh panitia laga kandang tim Barito Putera.

Editor: Elpianur Achmad
banjarmasinpost.co.id/dok
Bartman 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Tingginya antusias suporter menjelang bergulirnya kompetisi Liga 1 2017 yang akan dimulai 15 Mei ini , tentunya cukup diapresiasi oleh panitia laga kandang tim Barito Putera.

Meski demikian, panitia pelaksana laga kandang Barito berharap suporter bisa lebih tertib dan disiplin lagi dalam memberikan dukungan.

Karena, berdasarkan pengalaman saat mengarungi ajang Torabika Soccer Championship (TSC) A, Barito Putera kerap harus 'menanggung dosa' karena ulah oknum suporter.

Masih ada oknum suporter bersikap kurang dewasa dalam memberikan dukungan kepada tim berjuluk Laskar Antasari ini dengan berulah melakukan pelemparan, menyalakan flare, kembang api dan sejenisnya.

Malah saat menjalani laga khususnya di kandang sendiri yakni Stadion 17 Mei Banjarmasin, Barito selalu mendapatkan sanksi berupa denda.

"17 kali main di kandang, selalu ada saja sanksi. Bahkan total denda seluruhnya lebih dari Rp 100 juta. Tentu ini akan merugikan tim, makanya kami himbau suporter lebih tertib. Jangan menyalakan flare, kembang api dan sejenisnya di stadion," ujar ketua panitia laga kandang Barito, Djumadri Masrun.

Djumadri menambahkan apabila memang suporter masih tidak tertib, maka tidak menutup kemungkinan untuk diminta pertanggungjawabannya.

"Kalau masih saja ada, nanti akan didata dan dia yang akan membayar dendanya," jelasnya.

Lebih jauh Djumadri menambahkan, akibat tidak tertibnya suporter juga bisa berdampak dengan laga kandang tim Barito.

"PSSI sekarang ini sangat tegas. Kalau terus berulang, tentu bisa saja nanti Barito tidak boleh main di kandang dan juga tanpa suporter. Tentu ini sangat merugikan," katanya.

Yang tidak kalah penting, Djumadri menghimbau agar suporter tidak rasis saat memberikan yel-yel untuk tim kesayangannya.

"Kalau bisa jangan ada lagi muncul kata-kata ‘warik’ dan juga ‘dibunuh saja’, karena itu rasis bahkan bisa membuat lawan menjadi tersinggung," pungkasnya. (RAN)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved