Pertarungan Maut Suku Suri, Demi Mendapatkan Seorang Istri
Bukan untuk pertempuran melawan musuh, tetapi pertempuran antara pria di suku tersebut untuk memilih seorang gadis di suku terpencil.
Penulis: Restudia | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID - Dengan memegang tombak atau disebut Donga, meminum darah sapi untuk kekuatan para prajurit ini siap untuk berjuang.
Bukan untuk pertempuran melawan musuh, tetapi pertempuran antara pria di suku tersebut untuk memilih seorang gadis di suku terpencil.
Tradisi ini dilakukan Suku Suri di bagian selatan Ethiopia untuk mengesankan para wanita.
Setiap prajurit kadang menghabiskan dua liter darah sapi sebelum pertarungan digelar, mereka menyebutnya sebagai vitamin sebelum bertarung.
Dilansir dailymail, prajurit yang akan bertarung akan mempesiapkan Donga, tongkat untuk bertarung yang diselenggarakan di setiap akhir panen.

Pertempuran digelar dengan berbagai ritual dan pertandingan olahraga untuk menemukan pemuda terkuat yang nantinya berguna untuk pertempuran suku.
Vitamin berupa darah sapi diampil oleh setiap prajurit yang membuat sayatan kecil di arteri karotis sapi dengan panah khusus yang tajam.
Usai ritual meminum darah, para prajurit akan menceburkan diri di sungai, kemudian menghias tubuhnya dengan lumpur.
Prajurit akan tiba di lapangan bersama dengan warga desa. Mereka membawa prajurit terkuat dengan mengangkatnya di pundak.
Diiringi nyanyian dan teriakan, 'Saya pahlawan dan siapa yang akan melawan saya'.
Warga lainnya akan mengenakan hiasan warna-warni di bagian kepala. Ada pula hiasan mewah berupa kalung yang akan dipamerkan di pertarungan.
Dalam pertarungan tersebut bisa diikuti 20 hingga 30 prajurit.Dalam setiap perkelahian bisa berujung kematian.
Meski dalam pertarungan juga terdapat wasit. Bagi prajurit yang menang, berhak memilih seorang gadis untuk dijadikan istri.
Tapi belum tentu gadis yang dipilih akan menerima. Karena perempuan Suri berhak menolak ketika dipilih oleh prajurit pemenang.
Hal ini jarang terjadi karena yang dipilih oleh prajurit pemenang adalah kehormatan. Pemenang dianggap pahlawan di seluruh desa dan suku lain.
Pemenang akan menunjuk wanita dengan tongkat 'Donga' usai pertarungan. Sementara bagi prajurit yang meninggal, akan mendapatkan kompensasi.
Pertarungan ini menjadi fokus pemerintah Ethiopia yang menganggapnya sebagai sumber masalah di desa.
Pemerintah membuat Undang-Undang yang melarang pertarungan dengan menggunakan Donga ini. Tapi hingga saat ini tradisi tetap berlangsung. (*)