Jawa Tengah

Begini Pesan Manusia Tertua dari Sragen Sebelum Wafat di Usia 146 Tahun

Mbah Gotho, manusia berusia 146 tahun asal Sragen, meninggal dunia, Minggu (30/4/2017) pukul 17.45 WIB

Editor: Ernawati
TRIBUNSOLO.COM/BAYU ARDI ISNANTO
Pemasangan alat bantu dengar kepada Mbah Gotho dan ribuan masyarakat secara simbolis diberikan oleh Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo di Balai Kota, Senin (14/11/2016). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, SRAGEN - Mbah Gotho, manusia berusia 146 tahun asal Sragen, meninggal dunia, Minggu (30/4/2017) pukul 17.45 WIB.

Mbah Gotho meninggal dunia karena sakit tua di rumah cucunya, di Dukuh Segeran RT 018/RW 008, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen.

Cucu mbah Gotho, Suryanto menjelaskan, kakeknya berpesan ke anak cucunya untuk mengikhlaskannya.

"Simbah pesen, kalau nanti beliau diambil, anak cucunya harus mengikhlaskan kepergiannya, " kata Suryanto, Senin (1/5/2017).

"Sudah itu saja, tidak ada firasat lain atau apa, " tambah Suryanto.

Mbah Gotho akan dimakamkan di TPU Panggung, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen pukul 11.00 WIB.

Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soehadi Prijonegoro, Sragen.

Namun Mbah Gotho memaksa pulang pada Senin, 18 April 2017.

Ia kemudian dirawat di rumah cucunya, Suryanto.
Dan Mbah Gotho akhirnya tutup usia, Minggu (30/4/2017).

Jenazahnya dikebumikan di pemakaman umum desanya, Desa Cemeng, Sambungmacan, Sragen, Senin (1/5/2017) hari ini pukul 11.00 WIB.

Kepastian rencana jam pemakaman jenazah Mbah Gotho disampaikan cucu Mbah Gotho, Sriyanto, saat diwawancara TribunSolo.com via ponsel, Senin pagi.

"Sekarang pihak keluarga dan pihak desa sedang melakukan persiapan," katanya.

Menurut Sriyanto, setelah dikuburkan nanti, makam Mbah Goto akan langsung dipasangi kijing.

Hal ini berbeda dari kebiasaan umum karena biasanya kijing baru akan dipasang beberapa bulan setelah jenazah seseorang dimakamkan.

"Nanti akan langsung dikijing karena simbah sudah membeli kijing sejak tahun 1992," ujarnya.

Sriyanto mengatakan, selain kijing, Mbah Gotho juga sudah membeli perlengkapan pemakaman lainnya pada 1992.

"Jadi seolah-olah dia memang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan pemakamannya," ucap Sriyanto.

Adapun sejak beberapa tahun lalu sampai meninggalnya kemarin, Mbah Gotho yang bernama asli Suparman Sodimejo tinggal di rumah cucunya, di Dukuh Segeran RT 18/8, Desa Cemeng.

Menurut joglosemar.co, dalam KTP yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcatpil) Sragen, Mbah Gotho tercatat lahir tanggal 31 Desember 1870.

Dengan tanggal lahir itu, maka Mbah Gotho tercatat meninggal dalam usia 146 tahun empat bulan.

“Berdasarkan dokumen kependudukan, Mbah Gotho memang tercatat lahir tahun 1870,” ujar Kepala Dispendukcatpil Sragen, Wahyu L Wiyanto. (*)

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved