Berita Regional

Ada Apa? Kok, Ratusan Sumur di Lereng Gunung Kelud pada Ambles

Fenomena sumur ambles ini berada di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Editor: Didik Triomarsidi
Surya
Ratusan sumur di lereng Gunung Kelud tiba-tiba ambles secara misterius. Fenomena sumur ambles ini berada di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Ratusan sumur di lereng Gunung Kelud tiba-tiba ambles secara misterius.

Fenomena sumur ambles ini berada di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Di kawasan tersebut, tercatat jumlah sumur yang ambles diketahui berjumlah 130 sumur.

Selain itu juga terdapat ratusan sumur yang keruh dan tidak dapat digunakan oleh warga.

"Data sumur yang telah ambles mencapai 130 sumur dan sumur yang airnya sudah keruh telah mencapai 117 sumur," ungkap Sunardi, Sekretaris Desa Manggis, Selasa (2/5/2017), dikutip dari Tribunnews.com.

Jumlah sumur yang ambles dan keruh ini tersebar di lima dusun, yakni Dusun Nanas (ambles 38 dan keruh 16 sumur), Dusun Jambean (ambles 12 dan keruh 16 sumur), Dusun Dorok (ambles 80 dan keruh 26 sumur). Sedangkan di Dusun Manggis ada 14 sumur keruh dan di Dusun Ringinbagus ada 39 sumur yang keruh.

Sebanyak 117 sumur yang ambles kini telah ditimbun tanah oleh warga.

"Masih tersisa 13 sumur yang masih belum diuruk," jelas Sunardi.

Tercatat ada 1.198 sumur di Desa Manggis.

Dari catatan tersebut masih tersisa 957 sumur yang bisa digunakan oleh warga.

Fenomena Vulkanik

Tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kini telah melakukan penelitian di lapangan.

Tim yang dipimpin Hery Purnomo ini telah meneliti permukaan air, struktur tanah dan busa yang terdapat dalam air sumur yang ambles.

Menurut Hery Purnomo, di daerah vulkanik gejala tersebut merupakan fenomena alam yang biasa terjadi.

Hal ini dikarenakan adanya endapan pasir yang terjadi akibat penurunan di bawah tanah.

Terkait adanya busa pada sumur yang ambles, Hery akan melakukan penelitian lebih lanjut.

Mereka juga telah mengambil sampel air untuk diteliti di laboratorium.

Selanjutnya, penelitian akan dilanjutkan dengan meneliti lapisan tanah untuk mengetahui seberapa besar rongganya.

Sedangkan tim Hydrogeologi akan meneliti dan mengkaji seberapa besar aliran air di dalam tanah.

"Tim bakal memetakan lokasi sumur yang ambles kemudian dilakukan analisa," tegas Hery.

Pakar Bencana dari ITS Surabaya, Amien Widodo juga tertarik akan fenomena alam tersebut.

Menurut Amien, ambles dan ambrolnya puluhan sumur tersebut merupakan pertanda akan adanya longsor.

Sumur ambles dan ambrol tersebut karena adanya retakan tanah di wilayah tersebut.

"Makanya pada tahap awal area dengan lubang akan terlebih dulu ambles dan ambrol," tegasnya, dikutip dari Surya.

Amien juga berkaca pada peristiwa longsor di Ponorogo.

Saat itu juga terjadi retakan tanah dan penurunan permukaan tanah.

Peristiwa di Ponorogo, saat itu berlangsung selama tiga minggu secara bertahap.

“Kalau sudah 55 sumur itu cukup parah, bisa jadi nanti tahap airnya hilang dan tanahnya ambles," tegasnya.

Jika curah hujan tinggi, longsor bisa terjadi secara tiba-tiba.

Menurutnya, peristiwa longsor terjadi akibat lapukan tanah yang cukup tebal di pegunungan.

Awalnya, lapukan tanah ini diikat oleh akar tanaman, namun kini sudah tidak ada yang menahan, sehingga tanah tersebut akan ambrol saat air hujan memasuki rongga lapukan dan membuat masaa tanah semakin berat.

“Fenomena ini tidak karena penebangan 1 atau 2 tahun yabg lalu, tapi belasan tahun lalu. Sekarang baru dampaknya terlihat semua,” ucapnya.

Amien juga mengungkapkan kejadian serupa di Nganjuk dan Madiun.

Saat itu tanah di area pegunungan juga mengalami keretakan karena banyak area hutan yang telah dijadikan lahan pertanian.

“Retakan ini biasanya 300 meter, jadi bisa dilihat nanti apa kampung lainnya juga berjarak hingga sepanjang itu dengan lokasi ambrolnya sumur,” tegas Amien.

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved