Selebrita
Perempuan Ini Dikenal Multitalenta, Buktinya Pernah Memperkenalkan Budaya Banjar ke 125 Negara
Namun dari semua bakat yang ada, prestasi Yenny yang paling mencolok adalah menari tradisional.
Penulis: Khairil Rahim | Editor: Murhan
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Perempuan Multitalenta 2014, itulah gelar yang disandang Yenny Frida Luntungan yang diberikan oleh Pemko Banjarmasin. Pemberian gelar tidak sembarangan, sebab Yenny memang memiliki bakat luar biasa.
Selain terkenal sebagai penari hingga bisa keluar negeri, Yenni juga seorang atlet sejak kecil, mulai dari atlet lari, lempar lembing, loncat jauh, voli, basket, pencak silat, karate dan kungfu.
"Saat SMP, saya dipercaya menjadi ketua bidang olahraga dan seni. Semua jenis olahraga saya geluti mulai dari juara lari 100 meter, menyabet juara voli, yang selalu digelar event HUT TNI dan panglima, lari lempar lembing, loncat jauh, ikut Porseni tingkat provinsi cabang atletik lalu gabung klub voli Vini vidi vici, ikut klub basket, pencak silat, karate dan kungfu," urai dia.
Sejak SD, Yenny sudah suka berorganisasi terutama pramuka. Sebagai anak kolong tentara, dia hidup di perumahan TNI yang semua kegiatannya di fasilitas di Asrama Trisakti Amdan Banjarmasin.
"Lalu saya senang ikut paskibarika, PMR, pokoknya selalu dilibatkan guru," ujar dia.
Namun dari semua bakat yang ada, prestasi Yenny yang paling mencolok adalah menari tradisional. Bersama Sanggar tari Kambag Barenteng, Yenny pernah diajak tampil di acara tari Internasional di Sevilla, Spanyol tahun 1992.
Yenny dan kawan kawan terpilih setelah lolos seleksi bersama 11 penari tradisional lainnya di Indonesia.
Dia hadir sebagai bintang tamu acara menristek BJ Habibie yang memperkenalkan kepada125 negera pesawat proyek BPPT dengan menampilkan kesenian Tanah Air termasuk tari Banua.
"Selama dua minggu di Spanyol, saya dan grup diminta membawakan 20 jenis tarian khas Banua seperti Radap Rahayu, Japin Singgap Sasudu, Baksa Kambang, Hadrah sejak pagi hingga sore," ujar dia
Meski demikian ada kebanggaan tersendiri saat bisa memperkenalkan budaya Banua ke 125 negara undangan. Selain itu Yenny juga bisa mempelajari budaya luar.
Selama disana saya sempat mempelajari budaya tarian Flamengo spanyol, nah disitulah kesan yang mendalam," katanya.
Pulang dari Spanyol Yenny kembali terpilih menjadi duta Banua menari di Korea dalam acara perkenalan budaya se dunia akhir 1992 lalu sayang dia memilih tidak ikut karena baru hamil anak pertama.
Beberapa saat kemudian dia kembali diminta tampil di acara Pasadena Amerika tahun 1993 dalam acara Pameran Bunga sedunia mewakili Kalsel yang mengangkat bunga anggrek namun kembali ditolak karena baru saja melahirkan anak pertamanya.
"Setelah itu hampir tidak ada tawaran menari lagi keluar negeri yang ada hanya ikut menari keliling Indonesia. Terakhir ikut di Jakarta festival dayak 2014 se indonesia," ujar dia.