Serambi Ummah

Menuai Berkah Selawat Usai Salat

Wujud atau ekspresi kecintaan muslim kepada Rasulullah SAW, di antaranya adalah dengan berselawat untuknya.

Editor: Elpianur Achmad
Halaman D Serambi Ummah Edisi Jumat (4/8/2017) 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Wujud atau ekspresi kecintaan muslim kepada Rasulullah SAW, di antaranya adalah dengan berselawat untuknya. Sebagaimana firman Allah dalam Quran Surah Al Ahzab ayat 56, yang artinya:“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Bagaimana sebaiknya berselawat dan apa hikmahnya bagi yang mengamalkannya, berikut kutipan wawancara dengan mubalig, politisi Banua yang juga dosen Universitas Nahdlatul Ulama (NU) Kalsel, HM Syarbani Haira:

Berselawat untuk Nabi dianjurkan, lalu bagaimana sebaiknya berselawat itu?

Model selawat cukup beragam. Kita boleh mengamalkan sebagian, maupun semuanya. Itu jika memungkinkan. Tetapi menurut saya, cukup satu saja, asal rutin. Insya Allah berkah.

Bagaimana sebaiknya mengamalkan selawat?
Saat di pesantren saya diajari guru saya tentang pembacaan selawat. Walau kadang masih bolong-bolong, dalam arti tidak rutin diamalkan, tapi saya tetap usahakan untuk membaca selawat, khususnya jika ada waktu, utamanya usai salat wajib.

Bisa berbagi pengalaman tentang rajin selawat?
Sesuai ilmu yang saya pelajari, beragama itu rasa, dhauq. Dengan merasakan itulah saya meyakini manfaatnya. Menurut saya, karena selawat itulah saya bisa selesai kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Studi Geografi Manusia, dengan fellowship (beasiswa) dari Amerika, The Ford Foundation. Bisa dibayangkan, basic saya pesantren. Saat itu, semua mata kuliah selalu menghitung. Fasilitas komputer cuma buat nulis, dan kalkulatornya hanya buat dagang.

Ada hal lain yang bisa diungkapkan karena berkah selawat?
Kejadian ajaib lainnya adalah suatu hari saat ke pasar, saya mau dipalak oleh lima preman. Alhamdulillah saya bisa meloloskan diri. Keajaiban lainnya adalah gangguan kepada saya saat memimpin NU Kalsel. Gangguannya kan dahsyat sekali. Ada pejabat, ada pengusaha, ada preman, dan tentu ada juga sejumlah aktivis NU sendiri. Alhamdulillah saya bisa lolos, hingga bisa memimpin NU Kalsel selama 10 tahun.
Insya Allah tahun ini saya akan berhenti, untuk mengurangi konflik, dan membangun sistem kebudayaan. Banyak yang saya rasakan manfaat mengamalkan selawat. Bahwa saya tak pernah menjadi pejabat negara, memang iya. Tetapi, saya tak pernah cita-cita menjadi pejabat negara.
Waktu kecil, cita-cita saya saat di kampung untuk menjadi pendidik yang baik. Alhamdulillah saya malah menjadi dosen. Sebagai akademisi, saya pernah mengunjungi sejumlah negara, seperti Australia, Thailand, Malaysia dan sebagainya.

Informasinya, tahun ini Anda akan berhaji lagi, apakah juga berkah selawat?
Tahun 2000 tanpa menabung saya bisa berangkat menunaikan ibadah haji, bersama istri. Menggunakan haji plus lagi. Tahun ini, jika tidak ada aral, insya Allah saya akan kembali melaksanakan ibadah haji, sambil menjalankan amanah negara utama sebagai petugas pendamping. Itu semua berkah zikir dan selawat atas nabi, juga iradah dari Allah SWT. (dea)

Berita ini telah diterbitkan di Koran Mingguan Serambi Ummah Edisi Jumat (5/8/2017)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved