News Analysis

Dukung Revolusi Hijau

BERBICARA tentang krisis air bersih yang pertama kali harus disoroti adalah Daerah Aliran Sungai (DAS).

Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id
Banjarmasin Post edisi Sabtu 

BANJARMASINPOST.CO.ID - BERBICARA tentang krisis air bersih yang pertama kali harus disoroti adalah Daerah Aliran Sungai (DAS). Kalimantan Selatan memiliki 183 DAS, Namun 31 DAS perlu pemulihan.

Pemerintah perlu melakukan rehabilitasi hutan dan lahan demi mencegah kekeringan. Selain itu Kalsel memiliki 640.709 hektare lahan kritis yang harus dilakukan rehabilitasi. Program pemerintah Provinsi Kalsel dalam hal ini dilakukan oleh Dinas Kehutanan untuk melakukan revolusi hijau dengan target 35 ribu hektare per tahun. Langkah pemerintah ini merupakan langkah jangka panjang.

Sementara langkah jangka pendek adalah memanfaatkan air sungai Barito dan sungai lainnya. Air sungai seharusnya bisa diolah menjadi air layak minum bagi masyarakat. Entah dengan teknologi apapun itu.

Contoh saja Saudi Arabia yang mengambil air asin dan diolah menjadi air tawar yang layak minum. Dengan itu bukan tidak mungkin mengolah air sungai yang sudah tawar menjadi air layak minum. Terakhir bisa memanfaatkan air sumur atau air tanah.

Masyarakat juga harus mendukung upaya pemerintah dalam revolusi hijau. Masyarakat bisa turut melakukan penanaman pohon guna menambah vegetasi di hutan dan lahan. Dengan semakin banyak vegetasi maka akan semakin banyak akar. Jika akar semakin banyak maka akan semakin banyak juga pori. Pori sendiri nyimpan air yang masuk dalam tanah. Saat kemarau air dalam pori akan keluar dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air. Dengan itu bencana kekeringan dapat dicegah.

Semua DKPD Provinsi Kalsel harus mendukung inisiatif DPRD Kalsel pembuatan Perda Pengelolaan DAS Kalsel 2017 untuk pengedalian kerawanan banjir dan kerawanan kekeringan serta kekurangan air bersih.

Daerah di Kalsel yang rentan air bersih adalah Kotabaru. Saat kemarau banyak warga yang mengambil air dari sungai kecil. Itu karena dampak dari pegunungan Sebatung yang jumlah vegetasinya masih kurang. Sementara Banjarbaru masih lebih aman untuk air bersih.

Sementara Banjarmasin rawan karena saat kemarau air asin masuk ke aliran DAS. Sehingga memengaruhi kualitas air untuk diolah. Seharusnya air gunung dari Hulu Sungai bisa mengisi Sungai Martapura, sedangkan saat musim hujan air tidak terlalu pasang.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved