Kejam, Majikan di Malaysia Paksa TKW Asal Sambas Makan Kotoran Bayi

Seorang Tenaga Kerja Wanita asal Desa Sarang Burung Besar, Jawai, Kabupaten Sambas mengalami nasib pilu saat sedang mengais rezeki di negeri orang.

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID – Seorang Tenaga Kerja Wanita asal Desa Sarang Burung Besar, Jawai, Kabupaten Sambas mengalami nasib pilu saat sedang mengais rezeki di negeri orang.

Nurhaye (22) mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh majikannya saat bekerja menjadi asisten rumah tangga di Malaysia.

Penganiayaan ini telah dilakukan oleh majikan Nurhaye dalam kurun waktu 2015-2016.

Mirisnya, gaji Nurhaye pun tak kunjung dibayarkan. Bahkan, Nurhaye sempat dipaksa untuk memakan kotoran bayi majikannya.

"Gajinya tidak dibayarkan majikannya, kemudian penganiayaan secara fisik, ini bisa dilihat dari kecacatan di jarinya, kemudian bekas luka di kepala, di bibir dan di punggung."

"Bahkan menurut kisahnya, dia dipaksa untuk memakan (mohon maaf) kotoran bayi dari anak majikan yang diasuhnya. Selain itu, Nurhaye ini juga mengisahkan kalau dia pernah juga disuruh minum air kloset."

"Itu kan perbuatan-perbuatan yang menurut kita tidak bisa dibenarkan di negara manapun," jelas Wakil Bupati Sambas, Hairiah, saat mendampingi Nurhaye seperti dilansir dari Tribunnews.com.

Wakil Bupati Sambas, Hairiah beserta Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Susi serta kerabat korban, Abidin (52) kemudian turut mendampingi Nurhaye untuk melaporkan penganiayaan yang dilakukan majikannya di tempatnya bekerja di Bintulu, Malaysia ke Satuan Reskrim Polres Sambas, Senin (7/8/2017) lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Waki Bupati Sambas juga berpesan agar masyarakat di Kabupaten Sambas lebih waspada terhadap sindikat perdagangan manusia (human trafficking), yang menawarkan pekerjaan di luar negeri dengan iming-iming gaji yang tinggi.

"Ini pesan juga kepada masyarakat Kabupaten Sambas, supaya berhati-hati untuk pergi ke luar negeri, yang namanya luar negeri tetaplah negara yang berbeda dengan Indonesia, hukumnya berbeda, juga masyarakatnya berbeda. Apapun yang kita bayangkan, itu tidak sebanding lurus dengan apa yang kita dapat," pesannya.

Sementara itu, Kapolres Sambas, AKBP Cahyo Hadi Prabowo melalui Kasat Reskrim Polres Sambas, AKP Raden Real Mahendra mengungkapkan, sebagai tindak lanjut dari laporan korban tersebut, pihaknya akan meminta keterangan dari korban, serta melakukan pemeriksaan kepada korban.

"Kami akan melakukan pemeriksaan, meminta keterangan dari korban yang bernama Nurhaye. Kami akan periksa terlebih dahulu, kemudian nanti kami akan mengumpulkan para saksi-saksi. Kami akan berkoordinasi, baik dengan BNP2TKI, kemudian kami akan berkoordinasi ke Polda Kalbar maupun hingga ke Mabes Polri," jelasnya.

Kasat Reskrim menerangkan, menurut pengamatan pihaknya berdasarkan kronologis yang disampaikan oleh korban. Kejadian yang dialami korban, terjadi di negri jiran, Malaysia. Sehingga dimungkinkan, kasus ini akan dilimpahkan ke Polda Kalbar hingga nantinya akan dikoordinasikan ke Mabes Polri.

"Namun untuk perekrutannya dia, kemungkinan TKP-nya berada di daerah Singkawang. Sehingga nanti penanganannya mungkin akan kami limpahkan ke Polda Kalbar," terangnya.

Sumber: Nova
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved