Berita Banjarbaru

Beginilah Nasib Erna, Jangankan Menikmati Listrik, untuk Makan Sehari-hari Pun Susah

Sudah berpuluh-puluh tahun Erna Wati menggantungkan keperluan penerangan di rumahnya dari tetangganya.

Penulis: Milna Sari | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/milna sari
Sudah berpuluh-puluh tahun Erna Wati menggantungkan keperluan penerangan di rumahnya dari tetangganya 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Sudah berpuluh-puluh tahun Erna Wati menggantungkan keperluan penerangan di rumahnya dari tetangganya. Sejak 20 tahun tinggal di Jalan Palam Banjarbaru dirinya tak pernah sekalipun mencicipi nikmatnya memiliki listrik sendiri.

Tak banyak perabot rumah tangga yang memakai listrik yang dimiliki ibu dua anak ini. Hanya lampu yang harus ia nyalakan setiap malam.

Erna adalah satu diantara puluhan warga Palam yang tak memiliki Ampermeter di rumahnya. Ia hanya meminta listrik dari tetangganya. Setiap bulan dirinya membayar sekitar Rp 10 ribu kepada tetangganya.

Ungkap Erna saat ditemui, Minggu (10/9/2017) di rumahnya, jangankan untuk memasang Ampermeter, untuk kebutuhan makan sehari-hari saja ia sulit. Suami Erna sakit-sakitan dan tak bisa bekerja, sementara anak Erna bekerja membantu warga sebagai tenaga upahan.

"Tidak ada dana untuk pasang Ampermeter, bisa dapat listrik untuk lampu pun sudah bersyukur," ujarnya.

Begitu juga dengan Erna yang juga sering menjadi tenaga serabutan sebagai tenaga upah mengetam padi dan pekerjaan lain. "Rumah saya juga tidak ada dapur, tv sempat punya tapi itu rusak tak ada uang memperbaiki," ujarnya sambil memasak di halaman belakang rumahnya.

Anak Erna pun sempat menjalani sekolah hingga jenjang SMA, namun terhenti akibat Erna tak bisa membelikan buku dan kebutuhan lainnya. Erna sendiri menjadi salah satu penerima beras sejahtera dari program pemerintah. Rumahnya pun sempat mendapatkan bantuan bedah rumah di bagian depannya.

Diungkapkan ketua RT 05 RW 02 Kelurahan Palam Kecamatan Cempaka Banjarbaru, M Amin memang di RT nya ada banyak warga yang belum mendapatkan listrik baik karena belum memasang Ampremeter, juga masih menyambung ke rumah tetangga.

Tak kurang dari 10 rumah yang masih menyambung dan masih hidup tanpa listrik. "Kalau sepuluh tu ada, ini cuma di RT saya, kalau di RT lain tidak tahu," ujarnya.

Masih banyaknya rumah warga yang belum bisa memasang Ampremeter ungkapnya kebanyakan karena masalah ekonomi. Warganya kebanyakan adalah petani dan buruh. Petani di Palam biasanya menggarap lahan milik orang lain, sementara sebagian adalah kuli bangunan yang juga tak pasti kapan mendapatkan pekerjaan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved