Berita Banjarmasin
Mengenal Penyakit yang Menyebabkan Tewasnya Maulida di Usia Muda Dalam Kamar Kos
Maulida Agustina ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Jalan Beruntung Jaya, Komplek Kendedes, Kota Banjarmasin.
Penulis: Rahmadhani | Editor: Ernawati
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Maulida Agustina ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Jalan Beruntung Jaya, Komplek Kendedes, Kota Banjarmasin.
Dia masih berusia muda. Dari indentitas yang ditemukan di kamar kosnya, Maulida masih berusia 22 tahun.
Yang mengejutkan, meski masih muda penyebab kematian Maulida diduga akibat serangan jantung.
Kakak Maulida Nur Mumin membenarkan hal tersebut.
Baca: BREAKINGNEWS: Maulida Ditemukan Tak Bernyawa di Kamar Kosnya di Beruntung Jaya
Baca: Perempuan Meninggal di Kamar Kos Sempat Divonis Hanya Berumur Enam Tahun
Lida, sapaan akrab sang adik pernah kuliah selama empat semester di Uniska.
Kemudian berhenti dan kerja di Giant Banjarmasin.
"Dia itu tidak boleh kecapean, tapi bandel, naik tangga di kampus saja dia tidak kuat," ucap kakaknya lirih.
Bahkan dirinya menurut keterangan sang kakak divonis menderita jantung bocor sejak baru lahir.
Apa sih jantung bocor itu?
Dilansir dari doherba.com, Jantung bocor adalah suatu kondisi dimana terdapat lubang pada sekat jantung akibat kelainan struktur jantung. Umumnya, penyakit jantung bocor merupakan penyakit bawaan sejak lahir.
Karena itu, banyak penderita jantung bocor merupakan anak-anak. Angka penderita jantung bocor cukup tinggi. Data yang dirilis RS jantung Harapan Kita menyebutkan bahwa terdapat 9 bayi menderita jantung bocor per seribu kelahiran.
Mengapa Jantung Bocor Bisa Terjadi?
Proses terjadinya jantung bocor bisa terjadi sejak masa pembuahan pada wanita yang akan hamil. Proses pembentukan jantung janin terjadi pada masa awal pembuahan (konsepsi).
Formasi jantung seharusnya telah sempurna pada akhir masa trimester pertama kehamilan. Namun, tidak demikian halnya pada bayi yang mengalami jantung bocor.
Apa yang terjadi pada seseorang yang mengidap penyakit jantung bocor? Seperti diketahui, jantung terbagi menjadi empat bagian yaitu serambi kanan dan kiri, serta bilik kanan dan kiri, dan sekat jantung yang memisahkan bagian-bagian tersebut.
Jantung kanan mengandung darah kotor yang didominasi CO2, sedangkan pada jantung kiri banyak mengandung O2. Pada jantung normal, darah kotor dari jantung kanan dibawa terlebih dahulu ke paru-paru.
Setelah itu, baru diteruskan ke jantung kiri untuk dipompa ke seluruh tubuh. Sementara, pada jantung bocor, karena sekatnya bocor maka terjadi percampuran antara darah kotor dan darah bersih. Inilah yang membuat jantung tidak bisa berfungsi secara normal.
Beberapa gejala jantung bocor bisa dilihat dari kondisi berikut: Mudah lelah, nafas pendek, sering batuk, khususnya di malam hari; dada berdebar kencang, buang air kecil terlalu sering, sering merasa sakit di dada, sesak nafas, mudah pingsan, dan sering pusing.
Sementara soal penyakit jantung yang diduga jadi penyebab kematian Maulida, memang mulai akrab dengan orang berusia muda.
Dilansir kompas.com, Kematian jantung mendadak atau sudden cardiac death (SCD) pada usia muda bisa terjadi, tapi sebenarnya mereka yang berisiko dapat melakukan pencegahan dengan mengetahui faktor risiko, penyebab, dan melakukan perawatan.
Kematian mendadak pada orang berusia di bawah 35 tahun, sering kali disebabkan karena adanya cacat jantung tersembunyi atau kelainan jantung yang diabaikan. Kematian mendadak ini lebih sering terjadi saat sedang melakukan aktivitas fisik, seperti saat berolahraga.
Apa yang menyebabkan kematian jantung mendadak pada orang usia muda?
Penyebab kematian jantung mendadak sangat bervariasi, sekitar dua per tiga diantaranya disebabkan karena kelainan jantung. Ada banyak alasan yang menyebabkan jantung berdetak di luar kendali. Irama jantung yang abnormal ini disebut dengan fibrilasi ventrikel.
Berikut ini adalah beberapa penyebab spesifik kematian jantung mendadak pada orang usia muda:
1. Hypertrophic cardiomyopathy (HCM). Ini adalah penyakit di mana muncul penebalan abnormal otot jantung (miokardium), sehingga sulit bagi jantung untuk memompa darah.
Meski bisanya tidak berakibat fatal pada kebanyakan orang, tapi ini menjadi penyebab paling umum kematian mendadak yang berkaitan dnegan jantung pada orang berusia di bawah 30 tahun.
Ini juga umum menjadi penyebab kematian jantung mendadak pada atlet. HCM memang seringkali tidak terdeteksi.
2. Kelainan arteri koroner. Ini adalah kelainan bawaan, di mana seseorang dilahirkan dengan arteri jantung (arteri koroner) yang tidak normal. Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah menuju ke jantung.
3. Long QT syndrom. Ini adalah kondisi peradangan jantung yang disebut miokarditis akut, di mana adanya gangguan irama jantung bawaan yang dapat menyebabkan detak jantung kacau.
Dentak jantung yang kacau disebabkan oleh adanya perubahan bagian di dalam jantung yang menyebabkan jantung berdetak dan membuat pingsan, bahkan mengancam jiwa.
Penyebab lainnya adalah radang otot jantung yang bisa disebabkan oleh virus dan penyakit lain.
Dalam beberapa kasus, irama jantung mungkin sangat tidak menentu sehingga menyebabkan kematian jantung mendadak. Orang-orang dengan long QT syndrome memiliki risiko kematian mendadak yang lebih tinggi.
Apa saja gejala yang menunjukkan bahwa seseorang berisiko mengalami kematian jantung mendadak?
Ada banyak kematian yang disebabkan oleh hal ini, terjadi tanpa peringatan, tapi ada beberapa gejala yang bisa diperhatikan:
- Pingsan tanpa sebab. Tiba-tiba pingsan tanpa sebab saat sedang melakukan aktivitas fisik, bisa menjadi tanda adanya masalah dengan jantung.
- Adanya riwayat keluarga kematian jantung mendadak. Tanda lain yang harus diperhatikan adalah jika ada anggota keluarga meninggal mendadak sebelum usia 50 tahun.
Ini memang bukan gejala fisik, tetapi penting diperhatikan. Akan lebih baik, jika Anda berkonsultasi pada dokter untuk melakukan skrining.
- Sesak napas atau nyeri dada juga bisa menjadi tanda bahwa Anda berisiko mengalami kematian jantung mendadak, tetapi bukan tidak mungkin ini merupakan gejala penyakit lainnya, seperti asthma.
Bisakah kematian jantung mendadak dicegah?
Ada kalanya ini bisa dicegah. Jika Anda termasuk berisiko tinggi mengalami kematian jantung mendadak, dokter Anda biasanya akan menyarankan Anda untuk menghindari olahraga yang bersifat kompetisi.
Selain itu, tergantung juga dari kondisi Anda, perawatan medis atau bahkan pembedahan bisa direkomendasikan oleh dokter untuk menurunkan risiko kematian mendadak.
Pilihan lainnya, bagi Anda yang menderita HCM bisa dilakukan pemasangan alat implantable cardioverter-defibrillator (ICD) untuk memonitor detak jantung.
Jika aritmia yang mengancam jiwa terjadi, secara otomatis alat akan memberikan sengatan listrik untuk mengembalikan detak jantung ke irama normal. (BANJARMASINPOST.co.id/rahmadhani)