Travel Kalsel

Tiga Tempat Angker Ini Ada di Kalimantan Selatan, No 1 Menyebutnya Saja Ngeri!

Di Kalimantan Selatan juga banyak tempat-tempat seperti itu. Berikut ini BPost Online merangkumkannya untuk Anda.

Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Didik Triomarsidi
Instagram
Rea Khico di Puncak Halau Halau Barabai HST 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN-Tempat angker pasti ada dimana-mana. Tempat yang lama kosong, penuh rerimbunan pohon hingga pulau tak dihuni manusia atau bahkan pernah ada penyiksaan dan pembunuhan di situ biasanya bakal angker.

Di Kalimantan Selatan juga banyak tempat-tempat seperti itu.

Berikut ini BPost Online merangkumkannya untuk Anda.

1. Alam Roh

Monumen ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan di kawasan Alam Roh.
Monumen ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan di kawasan Alam Roh. (banjarmasinpost.co.id)

Namanya terdengar mistis dan menyeramkan, yaitu Alam Roh.

Walau begitu, tempat ini adalah markas pejuang kemerdekaan rakyat Kalimantan Selatan di masa lalu.

Baca: Heboh Kuyang, Ini Hantu-hantu Penghisap Darah Lain yang Tak Kalah Ngeri di Indonesia

Lokasinya memang terpencil, sangat jauh dari keramaian kota. Tepatnya ada di Desa Pakualam RT 2, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar.

Memasuki desa ini, tampak penduduknya hanya sedikit.

Lokasi Alam Roh terletak sekitar beberapa ratus meter di luar perkampungan warga.

Di sana, ada Monumen ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dan sebuah rumah adat Banjar Bubungan Tinggi yang difungsikan sebagai pos penjaga dan museum mini tentang sejarah perjuangan para pahlawan itu.

Areanya kecil, pun dengan monumennya.

Di bagian tengah, ada prasasti kecil yang diatasnya ditancapi tiang bendera dengan sehelai bendera Merah Putih yang sudah tampak usang warnanya berkibar-kibar di sana.

Baca: Merinding ! Setahun Jalin Kasih, Pria Ini Baru Sadar Kekasihnya Makhluk Gaib Saat Hendak Melamar

Prasasti itu menerangkan tentang peresmian tempat ini oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada 16 Mei 1983.

Di bagian kirinya, ada monumen itu yang menerangkan pernyataan warga Kalimantan Selatan untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Mei 1949.

Di dinding monumen, ada relief yang mengisahkan perjuangan para pahlawan rakyat Kalimantan Selatan tersebut.

Sementara di samping monumen ini ada kuburan sang pemilik tanah ini, seorang warga desa tersebut yang mewakafkan tanahnya kepada para pejuang untuk digunakan sebagai markas.

Sementara di bagian lainnya ada rumah adat Banjar Bubungan Tinggi sebagai pos penjaga monumen ini.

Di dalamnya, ada beberapa benda bersejarah milik para pejuang tersebut.

Menurut penjaga monumen ini kepada BPost Online, Abdul Hamid, tempat ini dulu merupakan markas para pejuang Kalimantan Selatan untuk berlatih perang dan menyusun strategi melawan penjajahan Belanda.

Mereka berkumpul di tempat ini siang dan malam.

Baca: Geger! Warga Lampihong Digorok di Leher, Pelakunya Misterius, Ini Kronologinya

"Mereka tidak semuanya warga desa ini," ungkapnya yang almarhum ayahnya merupakan salah satu dari para pejuang itu.

Pemimpin pergerakan mereka adalah Brigadir Jenderal H Hasan Basri.

Dia merupakan tokoh bersejarah yang sangat berpengaruh di Kalimantan Selatan dan dinobatkan sebagai pahlawan kemerdekaan oleh Presiden RI pada 3 November 2001.

Namanya juga diabadikan sebagai nama salah satu jalan raya di Banjarmasin.

Tempat ini dinamai Alam Roh ternyata ada sejarahnya.

Dulu, tempat ini karena digunakan sebagai markas para pejuang sehingga sangat dikhawatirkan tak aman dari penjajah Belanda.

Para pejuang itu tak bisa dengan bebas rapat menyusun strategi perang di daerah yang ramai dihuni penduduk karena selalu diawasi Belanda.

Belum lagi, ada saja dari warga pribumi yang berkhianat membocorkan rencana perlawanan mereka ke Belanda.

Akhirnya, mereka mencari tempat terpencil yang aman dari mata-mata Belanda, yaitu Alam Roh di Desa Pakualam ini.

Tempat ini sejak dulu hingga sekarang sangat sepi.

Di sekitarnya masih ditumbuhi hutan dan semak belukar.

Jarang ada warga yang melewati tempat ini.

Agar aman dari Belanda, kemudian oleh warga setempat, tempat ini diberi jampi-jampi.

Baca: Duh Gawat! Lewat WhatsApp Bisa Terbongkar Aktivitas Pribadimu, Mau Tahu Caranya?

Mereka meminta jampi-jampi itu kepada para ulama di Kota Martapura.

Konon, di empat sudut tempat ini ditanami empat jimat yang berfungsi menipu mata para penjajah dan pribumi pengkhianat yang memihak Belanda agar mereka tak bisa melihat keberadaan para pejuang rakyat itu.

Jadi, ketika Belanda atau para mata-matanya dari kaum pribumi ke tempat ini, mereka tak akan melihat keberadaan para pejuang itu.

Mereka akan mengira di tempat ini tak ada seorang pun pejuang kecuali para warga desa itu yang tentu saja tidak akan mereka tangkap.

Padahal, sejatinya di sekitar mereka para pejuang itu bertebaran.

"Kalau para pejuang itu melihat Belanda-belanda dan para mata-matanya itu datang ke desa ini. Dan warga desa yang tidak berkhianat alias memihak rakyat bisa melihat para pejuang itu," jelasnya.

Ajaibnya lagi, para penjajah dan mata-mata mereka yang memasuki Alam Roh, selain tak mampu melihat keberadaan para pejuang itu, mereka keluar dari tempat ini dalam keadaan tewas.

Diyakini, tewasnya mereka karena terkena jampi-jampi empat jimat sakti itu.

"Mayat mereka lantas dibuang begitu saja oleh warga ke sungai, tanpa penghormatan apa pun. Pokoknya, kalau mereka berani masuk ke Alam Roh, keluar dalam keadaan tewas," bebernya.

Jarkasi, warga Desa Lokbaintan Luar yang merupakan desa tetangga Desa Pakualam yang bersedia menjadi pemandu BPost saat mengunjungi tempat ini, menambahkan lokasi ini sangat sepi.

Baca: BREAKINGNEWS - Cek Paket, Isinya Potongan Tubuh, Petugas Kargo Bandara Syamsudin Noor Kaget

Sangat berbahaya jika kemari di malam hari. Tak tampak ada lampu penerang jalan satu pun di lokasi ini.

"Kalau mau kemari harus berkawan, jangan sendiri dan jangan di malam hari. Sebab, di sekitar sini banyak kejadian mistis, ada makhluk halus penunggu tempat ini. Karena sejak dulu daerah ini dilingkupi hal-hal mistis seperti jimat, kesaktian para pejuang, banyaknya pembunuhan para antek Belanda oleh para pejuang hingga tewasnya para Belanda, makanya tempat ini disebut Alam Roh," jelasnya.

Tempat ini konon sering digunakan syuting acara uji nyali sebuah program televisi.

Walau tempat ini terkesan mistis dan tak aman bagi wisatawan, nyatanya banyak saja turis yang berkunjung kemari tiap bulannya.

2. Benteng Belanda Tahura Sultan Adam

Wisatawan lokal berfoto di Benteng Belanda Tahura Sultan Adam.
Wisatawan lokal berfoto di Benteng Belanda Tahura Sultan Adam. (tribunnews.com)

Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam sejak lama menjadi destinasi wisata di Kalimantan Selatan.

Area hutan dan perbukitan tersebut terletak di Jalan Ir Pangeran Mohammad Noor, Desa Mandiangin Timur, Kecamatan Karang Intan, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Di kawasan ini ada reruntuhan rumah orang Belanda yang oleh warga setempat sering disebut benteng Belanda.

Menurut warga setempat, dulu rumah itu dihuni oleh keluarga Belanda namun kemudian ditinggalkan hingga bertahun-tahun lamanya.

Karena lama kosong dan terbengkalai, rumah itu berhantu.

Sering ada penampakan kuntilanak, bahkan di siang hari juga bergentayangan.

“Pernah dulu siang hari ada yang melihat kuntilanak di situ,” sebut warga setempat.

Akhirnya, karena sering ada penampakan makhluk halus, tempat itu dihancurkan warga.

3. Pohon Besar Gunung Halau Halau

Pohon unik di Gunung Halau Halau yang memiliki cerita unik.
Pohon unik di Gunung Halau Halau yang memiliki cerita unik. (Ria Lestari kepada Yayu Fathilal/Banjarmasinpost.co.id)

Halau Halau merupakan gunung tertinggi di Kalimantan Selatan.

Ketinggiannya mencapai 1901 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Letaknya berada di perbatasan tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Tanahbumbu.

Gunung ini tergolong biasa saja, seperti halnya gunung-gunung lain di Indonesia yang dipenuhi hutan belantara, namun ada satu yang unik dan menarik perhatian di dekat puncaknya, selain pemandangan hamparan awan yang menawan saat di puncak.

Hal unik itu adalah keberadaan sebuah pohon kariwaya yang besar.

Pohon itu sejenis beringin, berakar besar dan tinggi.

Bentuk batangnya sangat unik, yakni seperti pintu gerbang yang di tengahnya berlubang besar dan bisa dilalui manusia.

Di samping kanan dan kirinya banyak semak belukar yang rimbun.

Oleh masyarakat Dayak Meratus yang bermukim di sekitar gunung ini, pohon tersebut sejak dulu sangat dikeramatkan karena angker.

Seorang pendaki gunung dari Kalimantan Selatan yang pernah ke sana, Ria Lestari, mengatakan pohon tersebut dipercaya oleh suku Dayak Meratus sebagai tempat tinggal makhluk halus.

Baca: NEWSVIDEO : Tunggu Keputusan, Sopir Taksi Online Pilih Offline

Mereka, di masa lalu kerap bertapa di puncak gunung ini.

“Mereka bertapa untuk mendapatkan ilmu mistik tertentu. Mereka mengaji ilmunya di hutan-hutan sekitar gunung ini, lalu bertapa di puncaknya,” bebernya.

Sekarang, banyak anak muda pecinta alam mendaki gunung ini untuk sekadar melepas lelah dan kecintaan untuk menikmati keindahan alam.

Biasanya, di pohon kariwaya itu mereka berfoto-foto.

Walau terkesan mistik, dia tak pernah mengalami kejadian aneh apa pun saat ke sana.

(banjarmasinpost.co.id/Yayu Fathilal)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved