Berita Hulu Sungai Tengah

24 Jam Setelah Menceburkan Diri, Saniah Ditemukan Mengapung Memakai Kain Sarung

Dia ditemukan sekitar 70 meter dari titik kejadian musibah di Jembatan Rahmat, Bukat, setelah para relawan dan Tim Basarnas bahu membahu

Penulis: Hanani | Editor: Didik Triomarsidi
hanani
Relawan sudah bekerja keras lebih 24 jam, mencari jasad korban dan akhirnya ditemukan meninggal dunia. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Saniah (45), warga Jalan Trikesuma Dalam, Bukat Kelurahan Barabai Barat, Barabai, Hulu Sungai Tengah yang diduga menceburkan diri ke sungai akhirnya ditemukan Tim Relawan, Jumat (15/12/2017) pukul 15.30 Wita.

Dia ditemukan sekitar 70 meter dari titik kejadian musibah di Jembatan Rahmat, Bukat, setelah para relawan dan Tim Basarnas bahu membahu melakukan pencarian sejak dinyatakan hilang Rabu malam 13 Desember 2017, sekitar pukul 21. 15 Wita.

“Saat ditemukan korban mengapung, dalam posisi telungkup, memakai sehelai kain sarung,” kata salah satu relawan yang terlibat pencarian, saat di Rumah Sakit H Damanhuri Barabai.

Dijelaskan, Koran mengapung, setelah tim Basarnas mengobok-obok air di sekitar titik tempat korban tercebur. Korbanpun langsung dievakuasi ke RS H Damanhuri Barabai.

Baca: Nella Kharisma Tundukkan Raisa di Google, Penyanyi Dangdut ini Artis Paling Banyak Dicari Netizen

Baca: Live Streaming Kompas TV Dubai Super Series Hari Ini, Perjuangan Hidup Mati Marcus/Kevin 16.00 WIB

Baca: Tak Hanya Mampu Usir Jin, Ternyata Ada Manfaat Lain dari Ayat Kursi Jika Dibaca di Waktu-waktu Ini

Mengingat sudah dua kali 24 jam korban sudah terndam dalam air, pihak keluarga pun meminta korban langsung dimandikan dan dikafani di ruang pemulasaran jenazah rumah sakit tersebut.

Mengenai kematian korban yang diduga menceburkan diri, Suria dari pihak keluarga korban menyampaikan penghargaan tak terhinga atas kerja keras seluruh relawan yang terlibat pencarian.

Diapun menyatakan, sudah mengikhlaskan kepergian korban. Sepupu Saniah itu mengaku tak mengetahui persis apakah korban tercebur atau sengaja menceburkan diri.

“Masalahnya kami jarang bertemu almarhumah. Almarhum tinggal di Trikesuma, sedangkan kami di Bawan,”jelas Suria.

Sementara itu, Wakapolres HST Kompol Sarjaini, kemarin datang langsung ke rumah sakit untuk melihat kondisi korban dan melakukan koordinasi dengan pihak keluarga.

“Kami tawarkan untuk autopsi, tapi pihak keluarga menolak, dan meminta dibawa pulang saja untuk dimakamkan. Akhirnya kami hanya meminta rumah sakit melakukan visum luar saja,”jelas Sarjaini.

Untuk itu, pihak kleuarga pun diminta membuat surat ernyataan tidak dilakukan utopsi. Sementara, secara fisik, jelas Wakapolres tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

“Saksi-saksi yang kami periksa banyak yang melihat korban menceburkan diri,”katanya.

Mengenai penyebab Korban yang diduga menceburkan diri, seperti diberitakan sebelumnya, masih simpang siur dan belum ada klarifikasi dari pihak keluarga.

Suria, sepupu korban yang menjemput jenazahnya di rumah sakit, dikonfirmasi mengatakan tak tahu persis. Namun, informasi yang beredar di kalangan relawan, sebelum menceburkan diri ke sungai, korban mendatangi iparnya, dengan senjata tajam.

“Informasi yang kami terima, ada masalah keluarga yang dipicu masalah tanah warisan,” ungkap salah satu sumber BPost.

Karena ada keributan,Rabu malam, dan korban membawa senjata tajam warga pun melaporkan ke Polres HST. Kedatangan polisi ke tempat keributan itu, jelas dia diduga membuat Korban panik hingga menceburkan diri. (hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved