Obat Hati
Ikhlas dalam Beramal
Akan tetapi Allah tidak akan menerima ibadah seorang hambanya jika ibadah yang dilakukan hambanya tersebut tidak dilakukan dengan ikhlas.
BANJARMASINPOST.CO.ID - MANUSIA adalah makhluk Allah yang mempunyai kewajiban beribadah kepadanya di muka bumi ini. Akan tetapi Allah tidak akan menerima ibadah seorang hambanya jika ibadah yang dilakukan hambanya tersebut tidak dilakukan dengan ikhlas.
Karena ikhlas adalah merupakan ruhnya ibadah. Tanpa ikhlas setiap ibadah yang kita lakukan menjadi sia-sia belaka.
Allah berfirman yang artinya, "Sesungguhnya kami menurunkan kepada kamu kitab Alquran dengan membawa kebenaran, maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepadanya (QS Ayat 2 )."
Amal ibadah yang kita lakukan juga akan dinilai Alllah berdasarkan keikhlasan orang yang melakukannya. Oleh karena itu lakukan amalan hanya untuk menjunjung tinggi perintah Allah, bukan dengan tujuan lain. Ikhlas artinya melaksanakan ibadah semata-mata mengharapkan rida Allah SWT.
Imam Al-Ghazali menuturkan, “Setiap manusia binasa kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu akan binasa kecuali orang yang beramal (dengan ilmunya). Orang yang beramal juga binasa kecuali orang yang ikhlas (dalam amalnya). Namun orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati-hati dalam beramal.”
Dalam hal ini, hanya orang-orang yang ikhlas beramal yang akan mendapat keutamaan dan keberkahan yang sangat besar, seperti yang dijamin Allah dalam firmanNya, “Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (bekerja dengan ikhlas). Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu, yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.” (Ash-Shaaffat: 40-43)
Ayat di atas menerangkan tentang keutamaan dan jaminan bagi orang yang bekerja dengan penuh keikhlasan. Ikhlas seharusnya menjadi motivasi utama kita dalam menjalankan tugas dan pekerjaan kita sehari-hari, apapun profesi kita baik dalam konteks hablum minallah atau hablum minannas. Karena hanya orang yang mukhlis saja nantinya yang akan meraih keberuntungan yang besar di hari kiamat, yaitu surga Allah yang penuh dengan kenikmatan, meskipun dia harus banyak bersabar terlebih dahulu ketika di dunia. Ayat ini juga merupakan salah satu diantara jaminan yang disediakan oleh Allah bagi orang-orang yang mukhlis.
Secara prinsip, Islam memandang keikhlasan sebagai fondasi dan ruh sebuah amal, apapun bentuknya amal tersebut selama termasuk kategori amal saleh. Baik amal tersebut dilakukan dalam skala pribadi maupun secara kolektif (bermasyarakat, berbangsa dan bernegara).
Keikhlasan merupakan salah satu syarat diterimanya amal hamba Allah. Adapun kiat kita agar setiap beramal selalu ikhlas, yakinlah bahwa setiap perbuatan yang kita kerjakan adalah merupakan adanya bantuan dan pertolongan dari Allah. Tanpa adanya bantuan dari Allah mustahil kita dapat melaksanakan sesuatu pekerjaan sekecil apapun pekerjaan itu. Karena kita yakin tidak ada mempunyai kemampuan apapun dalam hidup ini kecuali dengan adanya kemampuan yang diberikan Allah atau dalam perkataan lain, "Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan kekuatan yang diberikan Allah."
Marilah kita laksanakan amal saleh hanya semata-mata menjunjung tinggi perintah Allah dan Rasulnya, bukan karena sesuatu yang lain. Amin. (wid/*)