Ekonomi Kalsel 2017
Jelang Tutup Tahun Emas Hitam Kalimantan Selatan Makin Mengilap
Selama 2017, sektor komoditi Kalimantan Selatan (Kalsel) secara umum cukup menggembirakan. Paling dominan dan masih andalanm komoditi
BANJARMASINPOST.CO.ID - Selama 2017, sektor komoditi Kalimantan Selatan (Kalsel) secara umum cukup menggembirakan.
Paling dominan dan masih andalanm komoditi pertambangan khususnya batu bara.
Hingga jelang tutup tahun, emas hitam masih menjadi primadona dan makin mengkilap.
Bahkan geliatnya cukup menggembirakan.
Terjadi kenaikan dibanding 2016. Terbukti dari nilai ekspor komoditas di sektor ini menjadi penyumbang terbesar kepada neraca perdagangan Kalsel.
Selama 2017, dari Januari hingga Oktober komoditas bahan bakar mineral yang di dalamnya juga termasuk komoditas batu bara menyumbang sebesar USD 5.264.726.716 atau 81,6 persen dari total ekspor Kalsel.
Baca: Status Cagar Alam, Masyarakat Pulau Sembilan Pasti Dirugikan
Baca: Jadwal Siaran Langsung Liga Inggris RCTI, MNC TV dan Bein Sport : Boxing Day MU, Liverpool Mudah?
Jika dilihat perbandingannya dengan periode yang sama di tahun 2016 jumlah ini melonjak tajam sebesar 50,78 persen. Selama periode Bulan Januari hingga Oktober 2016 nilai ekspor komoditas bahan bakar mineral hanya mencapai nilai USD 3.491.555.430.
Ketua Asosiasi Pemegang Izin dan Kontraktor Tambang (Aspektam) Provinsi Kalsel Solihin mengatakan sektor industri pertambangan Kalsel kembali menggeliat.
Walau sebelumnya sempat turun drastis namun menjelang akhir tahun kondisi industri pertambangan Kalsel mulai stabil.
“Bulan November 2017 baru mulai settle pertambangan, harga batu bara di pasar dunia juga mulai stabil dan tidak ada fluktuasi tajam,” kata Solihin.
Dari sisi produksi, tahun 2017 juga dinilai menjadi titik balik kembali optimisnya para pengusaha di industri emas hitam andalan Kalsel ini.
Menurut Solihin selama tahun 2017 produksi batu bara di Kalsel meningkat 10 hingga 20 persen jika dibanding tahun sebelumnya.
Namun buka berarti tanpa hambatan, selama masa transisi pengurusan izin pertambangan dan berbagai perubahan perizinan pertambangan masih menjadi kendala para pengusaha tambang Kalsel di tahun 2017.
Kewenangan perizinan pertambangan yang sebelumnya ada pada Pemerintah Kabupaten dan Kota kini dialihkan ke Pemerintah Provinsi Kalsel.
Menurut para pengusaha hal ini memunculkan kendala baru yaitu menurunnya intensitas komunikasi antara pengusaha tambang dan pemegang kewenangan perizinan.
“Bagaimanapun tentu lebih sulit apalagi untuk pengusaha yang lokasinya jauh, sekarang harus ke Banjarbaru untuk urusan perizinan ini,” kata Solihin.
Berbagai format baru perizinan tambang seperti Clean and Clear (CnC) serta perizinan sertifikasi registrasi dan yang lainnya juga sempat membuat para pengusaha kelimpungan dan belum lagi soal dana jaminan reklamasi tambang.
Pada tahun 2018 Aspektam Kalsel masih optimis kinerja dan produksi komoditas tambang khususnya batu bara Kalsel masih akan stabil atau bahkan kembali meningkat.
Hal ini didasari pada terbukti batu bara masih menjadi sumber energi yang sangat dibutuhkan.
“Ke depan ini banyak juga peluang komoditas batu bara, termasuk banyak power plant pembangkit listrik milik swasta yang beroperasi dan memerlukan batu bara sebagai bahan bakarnya,” kata Solihin.
Selain itu para pengusaha juga berharap tidak ada lagi perubahan aturan-aturan perizinan yang bisa menghambat operasional produksi pertambangan di Kalsel.
“Para pengusaha tambang kan juga warga negara yang mau patuh dan juga berkontribusi besar terhadap perekonomian Kalsel,” kata Solihin.
Plt Kepala Dinas ESDM Kalsel Hanif Faisol Nurrofiq, dana jaminan reklamasi tambang dari 640 perusahaan tambang di Kalsel terkumpul sebanyak Rp 190 miliar.
Menurutnya, jumlah ini masih belum optimal dan masih banyak pengusaha yang belum menjaminkan dana jaminan reklamasi tambang. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/batu-bara_20170821_091930.jpg)