UNBK
Enam SMP di Banjarmasin Resah tak Bisa UNBK, Masalahnya karena Ini
Persoalan yang membelit enam SMP di Banjarmasin yang tak bisa ikut ujian nasional berbasis komputer (UNBK) terus gergulir.
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Persoalan yang membelit enam SMP di Banjarmasin yang tak bisa ikut ujian nasional berbasis komputer (UNBK) terus gergulir.
Bahkan pengakuan salah satu Kepala SMP terkait mahalnya biaya jika nebeng UNBK ke SMP, langsung mendapat tanggapan dari Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Banjarmasin, Tumiran.
Pria yang juga Kepala SMAN 4 Banjarmasin ini menjamin pihak SMA tak pernah mematok tarif kepada SMP yang nebeng UNBK pada April mendatang.
"Bagi SMP yang mau gabung atau nebeng UNBK, silakan saja. Kami tak pernah mematok tarif. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel sudah mewanti-wanti agar SMA tak mematok tarif bagi SMP yang bergabung UNBK," katanya.
Baca: Kisah Raja Pagatan dalam Sejarah Perjalanan Kerajaan Banjar
Baca: Sisa-sisa Peninggalan Raja Pagatan dan Kusan, Ahli Waris Tolak Permintaan Pihak Museum
Baca: Di Sinilah Dulu Kerajaan Pagatan dan Kusan Berdiri
Baca: Waduh, Sebagian Situs Makam Raja Pagatan dan Kusan Ada yang Sudah Tak Berbentuk Lagi
Diketahui, dari data dinas pendidikan Kota Banjarmasin ada enam SMP tak bisa melaksanakan UNBK yakni SMPN 11, SMPN 12, SMPN Terbuka SMP 12, SMPN 28, SMPN 32 dan SMPN PGRI 4. Keenam SMP tersebut tak melaksanakn UNBK karena tak punya server dan komputer yang memadai.
Menurut Tumiran, saat SMP nebeng ke SMA untuk UNBK kalau tak ada biaya sama sekali jelas tidak mungkin. Namanya mau sukses, yaa perlu biaya.
Biaya yang dikeluarkan saat SMP nebeng UNBK ke SMA seperti uang lelah teknisi, biaya konsumsi dan biaya pembantu pelaksanan ujian atau proktor.
"Biaya itu harus ditanggung pihak SMP yang nebeng UNBK di SMA. Sebab, semua fasilitas di SMA itu milik pemerintah. Jadi semua bisa dibicarakan," terangnya.
