Jejak Karya Datuk Kelampayan

Nikmati Sejarah Baru Ziarah ke Datuk Kelampayan, Mercusuar Islam Nusantara

asanya seperti baru kemarin, awal Juli 2017, pelaksanaan Haul ke 211 Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau juga disebut Datu Kelampayan.

Penulis: Nia Kurniawan | Editor: Ernawati
banjarmasinpostgroup/hari widodo
Warga menghias Masjid Tugfatur Raghibin di Desa Dalam Pagar Ulu, yang menjadi tempat pelaksanaan Haul Datu Kelampayan, Rabu (22/7/2015) nanti. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Rasanya seperti baru kemarin, awal Juli 2017, pelaksanaan Haul ke 211 Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau juga disebut Datu Kelampayan.

Tiap tahun ribuan jemaah merapat ke Masjid Jami Tuhfaturroghibin. Bahana lantunan salawat di Desa Dalam Pagar Ulu, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan selatan.

Baca: Live Streaming Piala Presiden Kalteng Putra Vs Barito Putera, Derby Kalimantan Pembuka Laga Grup B

Tahun ini, berarti tinggal hitungan bulan menuju Haul ke 212 Datu Kelampayan. Suasana yang begitu dirindukan.

Datuk Kelampayan
Datuk Kelampayan (BANJARMASINPOST.co.id/nia kurniawan)

Rasa rindu terhadapnya menggiring masyarakat berkunjung ke Museum Lambung Mangkurat di Jalan Ahmad Yani 36, Banjarbaru.

SekAdar melihat karya Datuk dari balik kaca dan menyimak sejarah riwayat singkat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Baca: Pedangdut Cantik Ini Akui Gunakan Mistis Dayak untuk Tetap Eksis, Pakai Susuk Hingga Mandi Bungas

Baca: Ngeri! Bocah Ini Jadi Pembunuh Berantai Termuda, Disebut Jelmaan Setan, Permintaannya Bikin Kaget!

Baca: Terungkap dari Ekspose KPK, Aliran Dana Gratifikasi Bupati Rita Widyasari Ternyata Dibelikan Ini

Di Museum pengunjung tampak asyik menyimak, ada juga yang berfoto.

"Kenali sejarah perjuangan bahari, kalau kada kita yang muda mengetahui, ya siapa lagi. Usai simak sejarah baru ziarah ke makam," ucap Syarkawi, warga Tabalong.

Naskah asli Kitab Sabilal Muhtadin
Naskah asli Kitab Sabilal Muhtadin (BANJARMASINPOST.co.id/nia kurniawan)

BPost Online pun tertuntun menggali sejarah sisi lain Datu dari beragam referensi.

Didapat pengakuan terhadap jasa dan peranan Syekh Muhammad Arsyad, Wan Mohd. Shagir Abdullah menjulukinya Matahari Islam Nusantara. K.H. Saefuddin Zuhri (mantan Menteri Agama RI periode 1962-1967) menyebutnya sebagai Mercusuar Islam Kalimantan.

Kitab Luqthatul Ajlan
Kitab Luqthatul Ajlan (BANJARMASINPOST.co.id/nia kurniawan)

Sedangkan Azyumardi Azra memposisikan Al-Banjari sebagai salah seorang ulama Indonesia-Melayu yang paling penting di Nusantara pada abad ke-18.

Bahkan, oleh Gubernur Hindia Belanda di Batavia (Jakarta), Al-Banjari dijuluki Tuan Haji Besar. (BANJARMASINPOST.co.id/nia kurniawan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved