Isra Miraj 2018

Ini Spesifikasi Buroq yang Membawa Nabi Muhammad Saat Isra Mikraj Menurut Ustad Adi Hidayat

Sebentar lagi umat Islam bakal memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW yang diperingati tiap 27 Rajab atau 14 April 2018.

Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Elpianur Achmad
screenshot youtube
Ustadz Adi Hidayat 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Setiap  27 Rajab atau bertepatan tanggal 14 April 2018 ini, umat Islam bakal memperingati peristiwa Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW. Isra Mikraj adalah perjalanan suci Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina dan dari Masjidil Aqsa menuju ke Sidratul Muntaha.

Di peristiwa bersejarah ini, selain ada hal penting yang disampaikan Allah ke hamba-hamba-Nya melalui Nabi Muhammad, yaitu perintah salat lima waktu sehari, juga ada hal penting lainnya, yaitu kendaraan Nabi Muhammad dari bumi menuju Sidratul Muntaha, tempat Rasulullah menerima perintah itu.

Peristiwa itu hanya terjadi dalam semalam.

Di masa lalu, sangat mustahil manusia bisa bepergian ke luar bumi, apalagi ke alam yang tidak dihuni manusia seperti Sidratul Muntaha.

Oleh sebab itu, diperlukan kendaraan khusus untuk menuju ke sana.

Baca: Isi Lengkap Puisi Sukmawati Soekarnoputri yang Disebut Mengandung SARA, Singgung Cadar dan Adzan

Baca: Deddy Corbuzier Acungkan Kelingking ke Lucinta Luna, Sindiran Pedas Dibandingkan Bunda Dorce

Ketika Isra Mikraj, Nabi Muhammad difasilitasi Allah sebuah kendaraan canggih bernama Buroq.

Ustad Adi Hidayat dalam sebuah video ceramahnya menjelaskan tentang kisah Isra Mikraj, spesifikasi Buroq dan mengapa Allah menyediakan kendaraan itu khusus untuk peristiwa penting tersebut.

Peristiwa Isra Mikraj ada di Surah Alisra ayat pertama.

Ayat ini berbunyi: Subhaanalladzi asra bi abdihi lailam minal masjidil haroomi ilal masjidil aqsolladzii baaroknaa haulahuu linuriyahuu min aayaatinaa, innahuu huwas samii’ul bashiir.

Artinya: Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.

Baca: Mobilnya Diderek Petugas Dishub, Ratna Sarumpaet Mengaku Telepon Anies Baswedan, Anies Jawab Ini

Ayat ini diawali oleh kata subhan yang berarti maha suci, secara peruntukannya adalah guna menolak anggapan-anggapan yang bertentangan dengan keagungan Allah.

Hal itu bukan tanpa alasan, karena peristiwa ini di luar nalar manusia kala itu yang secara teknologi belum secanggih sekarang.

Kendaraan manusia saat itu kebanyakan berupa hewan seperti kuda dan unta yang tentunya mustahil dipakai bepergian jauh dalam waktu singkat, apalagi sampai ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha yang berada di luar bumi.

Baca: Syahnaz dan Jeje Govinda Siap Menikah, Wah Billy Syahputra Masih Ganggu, Ini Buktinya

Baca: Oknum Polisi Diduga Tembak Adik Iparnya di Medan, Ternyata Mantan Kasatreskrim Polrestabes Medan

Peristiwa ini tentu saja di luar akal manusia kala itu, sehingga wajar jika banyak yang tak percaya ketika Nabi Muhammad bercerita tentang ini.  

Usai peristiwa itu, Nabi Muhammad menceritakannya kepada yang lain.

“Beliau naik ke Bukit Qubes dan bercerita kepada penduduk Mekkah kala itu. Banyak yang tak percaya dan mengatakan Nabi Muhammad tukang kibul, pembohong. Abu Jahal senang sekali tuh, kesempatan banget buat dia untuk menjelek-jelekkan Rasulullah. Hampir semua masyarakat Mekkah kala itu tak percaya, yang semula yakin mulai ragu. Kata Abu Jahal, tinggal satu orang lagi yang menyatakan percaya atau tidak dengan cerita Muhammad, yaitu Abu Kuhafah atau Abu Bakar. Jika Abu Bakar tak percaya juga, maka selesai sudah dakwah Muhammad,” katanya.

Akhirnya, ditanyalah Abu Bakar, kemudian setelah mendengar cerita Nabi Muhammad dia berkata: seandainya Muhammad berkata di balik bukit itu ada musuh tetapi ternyata tak ada, maka aku akan tetap percaya kepadanya.

Makanya, ayat ini diawali kata subhan yang berfungsi untuk menolak anggapan-anggapan negatif atau pelecehan masyarakat Mekkah saat itu tentang keagungan Allah dalam peristiwa ini.

Baca: Perwira Polisi Tembak Adik Ipar di Medan Saat Tengah Malam, Warga Mengira Letusan Suara Mercon

Masyarakat Mekkah kala banyak juga yang meragukan bahkan mengatakan Nabi Muhammad berbohong tentang kendaraan yang ditumpanginya saat Isra Mikraj karena hal itu di luar nalar manusia, yaitu Buroq.

Menurut Ustad Adi Hidayat, kata buroq berasal dari Bahasa Arab barqun yang berarti kilat.

“Kata barqun bisa ditemukan di Surah Albaqarah ayat 20 yang berarti kilat,” jelasnya.

Jika barqun berarti kilat, maka turunan katanya adalah buroq.

“Buroq berarti tunggangan atau alat transportasi untuk menuju ke satu tempat dengan kilat atau cepat sekali,” paparnya.

Baca: Hasil Liverpool vs Manchester City : Skor Babak Pertama 3-0, Salah Cetak Gol Berikut Cuplikannya

Nah, sekarang seperti apakah spesifikasi Buroq?

Nabi Muhammad menjelaskan dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan oleh Bukhari, nomor hadis 3207 yang berarti “Saya diperlihatkan dan dipersiapkan satu hewan tunggangan yang bukan bighol (hewan campuran kuda dan keledai, kuda paling tangguh di masa itu) tetapi lebih besar dari keledai, namanya Buroq.”

“Jadi, berdasarkan hadis ini, Buroq itu perawakannya tak setinggi kuda, tetapi lebih besar dari keledai. Lantas bagaimanakah kecepatannya? Ini dijelaskan lagi oleh Nabi Muhammad dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Muslim,nomor hadisnya 164, yaitu Buroq bergerak sekelebat pandangan. Jadi, dia begitu kita lihat ke satu gerbang dia sudah ada di situ. Kita lihat lagi ke satu galaksi dalam sekejap, dia sudah ada di situ. Jadi, pergerakannya sangat cepat bagaikan kilat,” katanya menjelaskan detil spesifikasi Buroq. (banjarmasinpost.co.id/yayu fathilal)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved