Berita Kalteng
Ketua Gapki Kalteng Akui Program Plasma Belum Optimal, Ini Alasannya
Minimnya program plasma yang diberikan perusahaan besar swasta (PBS) Sawit kepada warga sekitar kebun sawit tidak dipungkiri
Penulis: Fathurahman | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA - Minimnya program plasma yang diberikan perusahaan besar swasta (PBS) Sawit kepada warga sekitar kebun sawit tidak dipungkiri oleh Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Kalimantan Tengah, Dwi Darmawan, Selasa (24/4/2018).
Saat pengukuhan Pengurus Gapki Kalteng, di Palangkaraya, Dwi Darmawan mengatakan, saat ini anggota Gapki Kalteng mencapai 100 perusahaan, dan anggota Gapki hanya bisa mengcover 60 persen dari semua PBS Kelapa Sawit di Kalteng.
Program plasma yang sudah dilakukan anggota Gapki dengan warga sekitar kebun di Kalteng, ternyata hanya mencapai sebelas persen berdasarkan data dari Disbun Kalteng.
Baca: Ikut Syahnaz dan Jeje Govinda Bulan Madu, Amy Qanita Malah Bikin Nangis Gara-Gara Ini
Baca: Beredar Foto Pangeran Cilik Putra Ketiga Pangeran William dan Kate Middleton, Begini Wajahnya
Baca: Dikenal Kejam, Tak Disangka Sikap Kim Jong Un kepada Wisatawan China Korban Kecelakaan Bus
Soal kerjasama plasma yang masih belum optimal tersebut, Ketua Gapki mengatakan, masih ada kendala soal tata ruang untuk kerjasama plasma tersebut, karena lahan untuk kebun sudah habis sedangkan untuk melakukan kerjasama dengan warga sudah tidak adalagi lahannya.
Akibat dari ini juga , ketika warga menuntut perusahaan agar membagi plasma, program tidak bisa berjalan dengan baik.
"Harapan kami pemerintah selayaknya membantu regulasi terkait penyediaan lahan untuk warga tersebut agar program plasma berjalan dengan baik,"ujarnya.
www.banjarmasinpost.co.id/faturahman
