Tragedi Sumur Minyak

Hidup Berdekatan dengan Sumur Bor, Warga Tiga Desa di Tabalong tak Pernah Khawatir

KABUPATEN Tabalong, merupakan satu daerah di Kalimantan Selatan yang menjadi daerah penghasil minyak melalui perusahaan Pertamina.

Editor: Eka Dinayanti
Serambi Indonesia
Sumur minyak di Dusun Bhakti, Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Rabu (25/4/2018) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB terbakar. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - KABUPATEN Tabalong, merupakan satu daerah di Kalimantan Selatan yang menjadi daerah penghasil minyak melalui perusahaan Pertamina.

Dari informasi didapat hingga kini aktivitas tambang minyak ini masih terus berjalan, baik pengambilan dari perut bumi maupun pengiriman ke Balikpapan.

Data yang pernah didapat BPost, di tahun 2011 sudah ada 169 sumur bor dan penambahan sebanyak 10 sumur bor.

Jumlah sumur bor yang lebih dari seratus itu terserbar di beberapa lokasi, bahkan ada yang berdekatan dengan permukiman.

Baca: Beruang Betina Ini Masih Saja Buas, Padahal Kakinya Diamputasi, Ya Kasihan

Termasuk instalasi pipa minyaknya, juga ada yang berada dekat di permukiman, baik pipa yang ditanam di dalam tanah maupun yang dipermukaan.

Setidaknya ada tiga desa yang kondisinya seperti itu, masing-masing Desa Masukaw, Desa Kapar dan Desa Kasiau kecamatan Murung Pudak.

"Desa kami termasuk yang dilalui pipa dan dekat dengan penampungan. Desa lainnya di Kapar dan Masukaw," kata M Aini, Kades Kasiau Raya, dihubungi Rabu (25/4) sore.

Ddi desanya, rumah yang dekat dengan pipa sedikitnya ada 90 rumah tersebar di dua RT dengan jumlah KK sekitar 200 orang.

Baca: 6 Pasar Paling Ngeri dan Sadis di Dunia, dari Tawarkan Daging Manusia sampai Jual Calon Istri

Dari puluhan rumah itu diakui Aini salah satunya adalah rumahnya yang jaraknya dengan pipa hanya sekitar 20 meter.

“Pipa minyak itu ada sudah sejak lama lebih dari seratus tahun dan tak hanya ada satu pipa, tapi ada tujuh macam terbesar dengan diameter sekitar 20 cm, ada dua pipa yang besar," bebernya.

Semua pipanya masih aktif dengan fungsi masing-masing, ada yang untuk mengirim minyak, ada untuk air dan ada untuk injeksi limbah.

Meski hidup berdekatan dengan pipa minyak, Aini mengatakan, hingga saat ini dia dan warga lainnya tidak begitu merasakan khawatir yang berlebih.

Ini dikarenakan sejak dulu hingga saat ini tidak pernah ada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca: Ini Sumber Kekayaan Dipo Latief Hingga Bisa Berikan Nikita Mirzani 400 Juta Setiap Bulan

"Mungkin karena pipanya masih aktif sehingga pengawasan dan perawatan juga rutin dilakukan perusahaan," ucapnya.

Selain itu laporan warga terkait kondisi pipa juga sangat cepat direspon untuk dilakukan tindaklanjut dan penanganan.

Pihak perusahaan sendiri juga memberikan imbauan supaya pipa jangan dilindas dengan beban yang berat.

Sementara itu terkait pengamanan terhadap keberadaan sumur bor dan pipa minyak milik pertamina, Kapolres Tabalong AKBP Hardiono, yang dihubungi terpisah, menyampaikan untuk pengamanan secara khusus dilakukan sendiri oleh perusahaan.

Dalam pengawasan dan pengamanan, pihak perusahaan menerapkan beberapa ring kewilayahan.

"Kalau kami dari polres melakukan pengamanan di bagian luarnya saja, mereka sudah ada sistem pengamanan tersendiri dan punya tim sendiri," kata kapolres.

Pengamanan yang dilakukan polres imbuhnya lebih kepada upaya pencegahan terjadinya gangguan kamtibmas.

Misalnya dengan menjaga peralatan operasional supaya jangan sampai hilang karena dicuri atau yang lainnya.

"Makanya kita selalu lakukan patroli," katanya.

Kemudian juga terus melakukan kordinasi dengan pihak perusahaan terkait perkembangan-perkembangan yang terjadi.

Lalu apakah di Tabalong pernah terjadi sumur bor tua digarap secara ilegal oleh masyarakat, kapolres menyatakan hingga kini pihaknya belum ada menerima laporan ada yang seperti itu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved