Kisah Pejabat Pemelihara Senjata Pusaka
Kadishub Banjar Koleksi Ratusan Pusaka, Mulai Lokal Hingga dari Jerman, Ada yang Berusia Seabad
Maklum, memiliki benda-benda yang sering dikait-kaitkan dengan hal berbau magis bagi masyarakat kita sudah menjadi budaya
Penulis: Hari Widodo | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST. CO.ID, MARTAPURA - Keberadaan benda pusaka seperti keris, parang dan tombak serta senjata tajam lainnya bagi masyarakat Indonesia tidak terkecuali di Kalsel bukanlah hal asing lagi.
Maklum, memiliki benda-benda yang sering dikait-kaitkan dengan hal berbau magis bagi masyarakat kita sudah menjadi salah satu budaya peninggalan leluhur.
Tidak heran, ada saja masyarakat yang hobi menyimpan benda-benda tersebut di rumah mereka.
Baca: Menyedihkan! Begini Kondisi Jagoan Kita Jet Li, Sakit Jantung, Cedera Tulang Hingga Hipertiroid

Seperti yang dilakukan H Aidil Basith. Hanya saja, yang mengagumkan pusaka yang tersimpan di rumah Kepala Dinas Perhubungan Banjar ini berjumlah ratusan buah.
Baca: Baru Aja Sunat, Bocah SD Ini Hamili Siswi SMP, Perkataan Orangtua Si Bocah Bikin Meradang
Di rumahnya di Komplek Indrasari Permai 1 Kecamatan Martapura itu, pria berkumis yang akrab dipanggil Basith yang juga Ketua Forum Komunitas Pencinta Benda Pusaka Banjar ini menyimpan benda pusaka yang beragam jenis. Mulai dari keris, parang, mandau, tombak hingga cemeti.
Benda-benda pusaka koleksinya ini, ada yang berasal dari Banjar dan tidak sedikit pula berasal dari Jawa, Sumatera, Sulawesi bahkan juga ada pedang dari Jerman serta dari Belanda.
Baca: 3 PSK Cantik Ini Terkenal Tak Ketulungan Usai Membunuh Secara Sadis, Bahkan Merchandisenya Dijual
Untuk parang koleksinya diantaranya ada Sampana, Raja Tumpang, Samanacarita, Belitung dan banyak lagi.
Menurut Basith, sejak duduk dibangku SD sudah menggemari benda-benda pusaka. Maklum, di daerah asalnya Hulu Sungai Selatan (HSS) memiliki benda-benda pusaka sudah merupakan tradisi.
Benda-benda pusaka koleksinga ini, diantaranya peninggalan dari orangtua dan ada juga pemberian dari keluarga yang dititipkan kepadanya.
Pemberian dari kawan-kawan yang memiliki benda pusaka peninggalam dari orangtua mereka juga ada serta juga ada yang mendapatkannya dengan mahar sejumlah uang.
"Benda-benda pusaka ini usianya ratusan tahun. Semua pusaka koleksi saya inu memiliki nilai budaya yang begitu tinggi," kata Basith.