Kesenian Balamut Hampir Punah
Pelaku Seni Banua Ingin Balamut Selalu Ada Saat Kegiatan Pemerintahan
Sejumlah pelaku dan seniman seni Banua prihatin hampir punahnya kesenian Balamut.
Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Rendy Nicko
BANJARMASIN POST.CO.ID - Rasa prihatin tergambar dari pelaku seni berkaitan hampir punahnya kesenian Tradisi Balamut di Banua. Supaya tradisi bakisah tidak punah supaya sering ditampilkan diberbagai acara, terutama oleh instansi pemerintah.
Seperti diungkapkan Seniman Kalsel Abdul Syukur yang menginginkan ketika HUT Provinsi Kalsel digelar pertandingan Balamut atau kesenian Bapandung atau menampilkan Dundam. Selama ini yang dilombakan hanya beberapa kesenian tertentu seperti Balogo, hadrah dan lain-lain.
"Coba diselang-seling dengan menampilkan Balamut, Bapandung atau Dundam, supaya masyarakat luas mengetahui kesenian ini juga," ucapnya.
Diakui dia, khusus Balamut agak pakem cerita. Namun, itu bisa disiasati dengan berbicara sama palamutannya,durasinya sekian menit sehingga bisa dipersingkat. Bila kesenian-kesenian tradisional sering ditampilkan, masyarakat merasa tak asing dan bakal menyukainya.
Namun, kata Syukur, khusus Balamut ini memang susah dipelajari mengingat cerita pakem dan si palamutan juga harus memiliki suara bagus dan pintar bermain terbang.
"Bila ingin belajar Balamut, harus kuat menghapal cerita ditambah suara bagus dan bisa terbang," tegas satu-satunya seniman yang menguasai Bapandung ini.
Menurut dia, berdasarkan pengamatan selama ini, bila ingin menguasai Balamut harus tekun berlatih dan mendampingi palamutan.
Kebanyakan, lanjut dia, kesenian Balamut, pemain Babun maupun dalang karena faktor keturunan. "Mereka belajar secara otodidak alias anti logika. Bagi penabuh Babun atau dalang, tanpa belajar not bisa memainkan alat tersebut. Kalau Balamut, karena sering mengikuti kuitan kaya pak Jamhar biasa menguasai cerita Balamut," papar Syukur.