Pilpres 2019
Ketika Prabowo Subianto Kembali Bercanda Tentang Kudeta Jelang Pilpres 2019
"Saya letnan jenderal purnawirawan, mantan Panglima Kostrad yang hampir kudeta. Tapi, kudeta enggak jadi, nyesel juga saya sekarang," ujarnya.
Soal kudeta juga disampaikan Prabowo saat berpidato di hadapan Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia di Jakarta, Sabtu (1/3/2014).
Baca: Jadwal & Live SCTV Penutupan (Closing Ceremony) Asian Games 2018, Siapkan 75 Ribu Tiket
Ketika itu, Prabowo mengawali ceritanya soal kritik dari sistem ekonomi neoliberal yang dianggapnya hanya akan dirasakan golongan tertentu.
Prabowo mengaku kritiknya itu kerap ditertawakan.
Banyak orang yang mempertanyakan kapasitas Prabowo bicara soal ekonomi.
Namun, dia menuturkan kritik soal sistem neoliberal ini sudah sejak 20 tahun lalu dia diskusikan.
Baca: Presiden Jokowi Pilih Nonbar Penutupan Asian Games 2018 Bareng Korban Gempa Lombok
Bahkan, saat dirinya berpangkat mayor dan letkol. "Makanya saya mendukung adanya reformasi karena saya juga termasuk korban reformasi. Saya dituduh macam-macam. Dituduh mau mengudeta. Mau, tapi enggak kudeta. Terus terang saja di hati kecil saya, lebih bagus mau kudeta saat itu," ujar Prabowo.
Kemudian, saat menghadiri kampanye calon gubernur Jawa Barat dan wakil gubernur Jawa Barat Sudrajat dan Ahmad Syaikhu.
Saat itu, Prabowo berseloroh menyesal tak jadi melakukan kudeta sebab prihatin dengan kondisi Indonesia saat ini.
"Terus terang saja. Ini boleh terus terang enggak? Terus terang saja dalam hati nyesel juga gue enggak kudeta dulu. Lihat negara kaya begini sekarang. Tapi saya buktikan bahwa saya percaya kepada demokrasi. Saya percaya pada UUD 1945," lanjut Prabowo lantas disambut tepuk tangan para peserta kampanye yang hadir.
Prabowo yang merupakan menantu Presiden ke-2 RI Soeharto itu sempat diisukan akan melakukan kudeta terhadap Presiden ke-3 RI BJ Habibie.
Di dalam buku Detik-detik yang Menentukan karya BJ Habibie diceritakan bagaimana Prabowo sempat meminta bertemu Habibie yang ketika itu menjadi presiden setelah Soeharto mundur.
Pertemuan akhirnya dilakukan pada 22 Mei 1998 di Istana Negara.
Di dalam pertemuan itu, Habibie akhirnya memecat Prabowo dari posisinya sebagai Pangkostrad.
Prabowo dikabarkan sempat tidak terima akan keputusan Habibie.
Namun, Habibie tetap bertahan dengan alasan adanya pergerakan pasukan TNI AD masuk ke arah Kuningan dan menuju Istana Negara.
Prabowo berdalih bahwa itu untuk mengamankan presiden.
Namun, Habibie tidak lantas percaya dan tetap pada keputusannya mencopot Prabowo. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prabowo Kembali Bercanda Soal Kudeta