Berita Balangan
Warga Desa Ajung Tanggapi Biasa Kasus Rubella, Anggap Kerumut Biasa
Kasus rubella yang terjadi di Desa Ajung Kecamatan Tebing Tinggi disikapi masyarakat setempat dengan biasa saja.
Penulis: Elhami | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Kasus rubella yang terjadi di Desa Ajung Kecamatan Tebing Tinggi disikapi masyarakat setempat dengan biasa saja.
Saat banjarmasinpost.co.id melakukan pantauan langsung kelapangan, Senin (17/9/2018) tak ada kekhawatiran yang begitu berarti meski status penyakit ini termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sari warga yang ditemui mengatakan, rubella ditempatnya biasa disebut karumut. Penyakit ini, selalu ada setiap tahunnya terutama saat musim dan bulan seperti saat ini.
"Kami disini biasa saja, setiap tahun juga ada yang kena dan sembuh dengan pengobatan tradisional biasanya mandi pakai air kelapa, atau dicarikan air akar," ujarnya.
Baca: Jadwal China Open 2018 Live MNCTV-Ini Daftar Wakil Indonesia Selain Marcus/Kevin, Jonatan Christie
Baca: Atlit 29 Perguruan Tinggi Kalsel Bertarung di Komda Kasel 2018
Kekhawatiran justru terhadap mereka yang hamil, karena penyakit ini bisa berdampak terhadap bayi didalam kandungan.
Sementara itu, pantauan di sekolah SMPN 3 Awayan siswa yang sebelumnya positif rubella sudah sembuh dan tak ada lagi tanda-tanda seperti bintik merah di tubuh.
Salah satunya Desi, ia mengaku tak begitu mengetahui awalnya bahwa penyakitnya tersebut ternyata rubella, lalu kemudian mengadu dengan guru dan dibilang penyakit rubella.
"Saat sakit kemarin pengobatan dirumah saja, minum obat parasetamol, kemudian disuntik imunisasi, dan lima hari sekarang sudah sembuh," ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Ajung, Junal mengaku kaget dan bingung tiba-tiba desanya ditetapkan KLB rubella.
"Jika sudah demikian kami mengharapkan Dinkes bisa melakukan penanganan lebih lanjut ke masyarakat, kami pihak desa siap saja memfasilitasi," ujarnya.
Menurutnya, reaksi masyarakat adanya kasus ini biasa saja, karena memang tidak begitu mengetahui ciri-cirinya, sehingga warga yang dikatakan kena rubella tetap saja beraktivitas seperti biasa.
"Dinkes harus lebih insentif lagi memberikan sosialisasi dan penjelasan bahwa seperti ini ciri-ciri rubella," harapnya.
Baca: Honorer di Kapuas Gelar Aksi Damai, Tuntut Diprioritaskan Saat Penerimaan CPNS
Baca: Rumah Makan Beromset Rp 3 Juta Per Hari Ini Pakai Elpiji 3 Kg, Pemko: Berwenang Cabut Izin!
Kadinkes Balangan, Akhmad Nasa'i mengatakan, saat ini fokus melakukan penanganan di Desa Ajung, sebelumnya sudah dilakukan imunisasi hampir semua siswa dan warga.
Menurutnya, beberapa hari kemarin ditemukan lagi surveilan tiga orang dan diambil sampel namun hasilnya masih belum diketahui.
Lebih lanjut untuk status KLB bisa dicabut apabila setelah dua kali inkubasi tidak ada lagi ditemukan kasus, dan satu inkubasi adalah lamanya dua minggu.
"Mudahan-mudahan tak ada lagi muncul kasus baru, agar status KLB bisa dicabut," pungkasnya.(banjarmasinnpost.co.id/muhammad elhami)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/pencanangan-vaksin-mr-di-hst_20180801_181202.jpg)