Barito Putera

Kisah Dayan, Fisioterapis Barito Putera, Sedih Kalau Pemain Tak Sembuh dari Cedera

Setiap kali melakukan latihan atau laga di kandang, skuat Barito Putera selalu didampingi seorang fisioterapis.

Editor: Elpianur Achmad
capture Bpost

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - DALAM sebuah tim sepak bola, peran seorang fisioterapis sangat penting. Selain menangani pemain cedera, fisioterapis juga memberi masukan kepada pelatih mengenai situasi dan kondisi dari seorang pemain.

Apakah pemain bersangkutan siap untuk bermain dalam sebuah pertandingan atau tidak. Di Barito Putera, fisioterafis itu dipercayakan kepada Akhmad Redhaian.

Setiap kali melakukan latihan atau laga di kandang, skuat Barito Putera selalu didampingi seorang fisioterapis, yakni Akhmad Redhaian. Pria yang akrab disapa Dayan ini bertanggung jawab dalam penanganan pemain Barito yang mengalami cedera.

Tak heran karenanya, apabila ada pemain yang sedang memerlukan penanganan cedera atau melakukan terapi, baik di dalam maupun di luar lapangan, Dayan lah yang selalu mendampinginya.

Baca: Pecinta Anjing di Banjarmasin Protes Penggunaan Racun Striknin untuk Mengeliminasi Anjing Liar

Baca: Kepala Disbunnak Kalsel : Peredaran Racun Striknin Dibatasi untuk Hindari Disalahgunakan

Dayan mengaku ada kebanggaan tersendiri bisa menjadi bagian dari ofisial tim Barito. "Pastinya ada kebanggaan tersendiri, karena bisa dekat dengan pemain, pelatih dan manajemen. Saat bertanding di kandang, apalagi menang, saya ikut merasakan secara langsung," ujar Dayan, Rabu (17/10/2018).

Tak hanya menang, saat pemain cedera Dayan pun ikut merasakannya. Apalagi pemain yang cedera itu tidak bisa pulih dengan cepat.

"Kalau pemain tidak sembuh atau di luar target bisa sembuh, tentu sedih juga. Apalagi jika pemain tersebut sangat dibutuhkan oleh tim. Lagipula keberhasilan dalam menangani pemain cedera juga menjadi sebuah tolok ukur untuk seorang fisioterapis," ujarnya.

Di luar tugasnya sebagai seorang ofisial di tim Laskar Antasari, ternyata Dayan memiliki pekerjaan utama sebagai seorang PNS. Dayan merupakan seorang staf di RSUD Ulin Banjarmasin dan bertugas di Poli Fisioterapi.

Menurut Dayan, aktivitasnya sebagai seorang ofisial di tim Barito tidak mengganggu pekerjaan utamanya sebagai seorang PNS di RSUD Ulin Banjarmasin.

Baca: Kisi-Kisi Soal Tes CPNS Usai Lolos Verifikasi Administrasi Pendaftaran CPNS 2018 di Sscn.bkn.go.id

Baca: 3 Cara Cek Pengumuman Kelulusan Seleksi Administrasi Usai Pendaftaran CPNS 2018 di Sscn.bkn.go.id

"Tidak mengganggu. Saya bekerja dari pukul 08.00 Wita hingga 14.00 Wita. Sementara Barito melakukan latihan sore hari. Jadi pagi saya ngantor dahulu, sore baru ke Stadion 17 Mei mendampingi tim berlatih," ujar pria yang juga merupakan Ketua Ikatan Fisioterapi Indonesia, Kalsel ini.

Apabila Barito melakukan pemusatan latihan di luar Kalsel atau menjalani laga tandang, kata Dayan, dirinya tetap di Banjarmasin.

"Sulit bagi saya meninggalkan pekerjaan utama. Tapi saat tim sedang main di luar, saya tetap menangani pemain-pemain yang mengalami cedera dan menjalani terapi baik di dalam maupun di luar lapangan," jelas alumni Diploma IV Fisioterapi Poltekkes Surakarta ini.

Dayan sendiri boleh dibilang sangat dekat, bahkan juga familiar, di kalangan suporter Barito Mania (Bartman). Sebelum menjadi fisioterapi di tim Barito, Dayan anggota Bartman.

"Sebelum jadi oficial tim, saya adalah dirigen di Bartman. Saat Barito masuk ke ISL (Liga 1, red) saya mulai bergabung di tim," ujarnya.

Memiliki latar belakang seorang suporter dan sebagai fisioterapis ini lah yang membuat Dayan akhirnya mantap memilih berkiprah sebagai ofisial tim Barito.

"Karena rasa cinta juga, makanya saya senang dan bangga bisa menjadi bagian dari tim Barito serta bisa ikut berkontribusi," jelasnya. (frans rumbon)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved