Limbah Pewarna Sasirangan
Jika Kandungan Logam Berat dari Limbah Tekstil Menyebar, ini Dampaknya Bagi Kesehatan
Menurut Umi Baroroh Lili Utami, pengamat Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), dari hasil riset yang pernah dilakukan
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Menurut Umi Baroroh Lili Utami, pengamat Lingkungan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), dari hasil riset yang pernah dilakukan limbah tekstil di Banjarmasin, cukup mengejutkan.
Hasil krom total (Cr) angkanya melebihi batas baku mutu.
“Cr merupakan kandungan logam berat. Jika limbah Cr menyebar, maka lingkungan jadi beracun,” jelas dia.
Dampaknya sangat berbahaya bagi kesehatan, limbah bekas cairan kimis itu bisa menyebabkan kanker kulit.
Namun bagi, pengrajin seperti Tati, Hakim dan juga lainnya, kebiasaan membuang limbah cairan kimia bekas pewarna terpaksa dilakukan karena memang tidak pilihan lain.
Baca: Ternyata Melly Goeslaw dan Maia Estianty Juga Goda Rossa Menikah dengan Afgan
Baca: Dua Pendaki Perempuan Ini Malah Diikuti Penghuni Gunung Hingga ke Banjarmasin
Baca: Pendaki Ini Kaget Tiba-tiba Pohon Tumbang Lalu Ada Teror Suara Ribut Seperti Pasar
Baca: Gimana Ya Rasanya Naik Pesawat 90 Detik? di Skotlandia Ada Penerbangan Tersingkat di Dunia
Baca: RESMI Ini Pengumuman BKN Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2018 di Sscn.bkn.go.id, Download PDF
“Kalau ada pembinaan atau pengetahuan soal pengelolaan limbah, tentunya kami akan mengikuti yang terbaik,” tutur Tati.
Tati sendiri mengaku baru menggeluti usaha kain sasirangan sekitar 10 bulan.
Hebatnya, meski terbilang produk rumahan dan baru, pangsa pasar perempuan ini tidak hanya lokal, tapi juga merambah pangsa luar negeri.
"Surabaya, sudah pernah. Bahkan, baru tadi saya baru ngirim ke Hong Kong dan Singapura,” tutur Tati yang juga mengaku memanfaatkan media sosial (instagram) sebagai media promosi.