B Focus Economic
15 Tahun Berdagang Roti Manis, Nordiana Setia Menggunakan Tungku
Menikmati aneka jajanan tradisional seperti bingka, pais dan wadai kelemben tentu sudah tidak asing di kalangan masyarakat Banua.
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Menikmati aneka jajanan tradisional seperti bingka, pais dan wadai kelemben tentu sudah tidak asing di kalangan masyarakat Banua.
Namun, mungkin tidak semua orang di Banua mengetahui cara membuat aneka jajanan tradisional, yang ternyata masih menggunakan peralatan tradisional pula.
Di Banjarmasin masih terdapat roti manis atau klemben yang masih mempertahankan keaslian rasa dengan menggunakan peralatan tradisional dalam pengolahannya.
Seperti yang dilakukan warga Kuin Selatan Gang Darul Huda, Banjarmasin, Nordiana, setiap harinya dengan mengandalkan pelataran rumahnya, ia mengolah penganan khas itu secara sederhana.
Baca: Ayu Ting Ting Paling Kontroversi, Ini Daftar Lengkap Pemenang SILET Awards 2018 RCTI
Baca: Akhirnya Sandiaga Uno Minta Maaf Usai Langkahi Makam Pendiri NU, Fokus Esensi Jelang Pilpres 2019
Baca: Kemenpan RB dan BKN Siapkan Kebijakan Baru Sikapi Gugur Massal Peserta CPNS 2018, Passing Grade
Baca: Nagita Slavina Disebut Hamil Lagi Oleh Tya Ariestya, Bagaimana Reaksi Raffi Ahmad?
Setiap pagi dengan dua tungku tradisional, dia memasak wadai manis itu.
Kedua tangannya tampak lihai menguasai medan memasak.
Sambil sesekali meniup api tungku mengggunakan pipa besi agar api tetap menyala.
Aktivitas Nordiana dimulai pukul 07.00 Wita dari mencampur bahan adonan seperti telur, tepung, dan air.
Caranya mengadon pun masih sama, secara manual tanpa bantuan mesin.
Alat memasaknya pun tidak banyak, yakni dapur tradisional yang berasal dari tanah liat, kayu bakar, dan tuangan atau cetakan.
Dijelaskan Diana, ia sudah membuat dan berjualan kue sejak 15 tahun lalu, didasari keadaan ekonomi yang kurang baik saat itu.
"Sebetulnya tidak ada keluarga yang berdagang kue, tapi karena saya bisa dan saya ingin membantu suami mencari uang makanya saya berjualan kue," kata wanita berusia 43 tahun ini.
Ia menuturkan tetap menggunakan dapur tradisional karena tetap ingin menjaga kualitas dari kue.
"Kalau menggunakan dapur tradisional, dari segi rasa, wangi, dan kegurihannya lebih enak dan kualitasnya lebih baik," ungkapnya.
Selain itu, ia mengatakan dengan tempat masak yang masih tradisional tingkat kematangan kue lebih mudah dijaga.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/b-focus-economic.jpg)