Berita Banjarmasin
Sambal Pajak dan KTP Elektronik Jadi Juaranya, Begini Tips Mereka Ngulek Sambal
Pemerintah Kota Banjarmasin menggelar lomba memasak dalam ajang Festival Kuliner Banjar, di depan Balaikota Banjarmasin Jalan RE Martadinata
Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pemerintah Kota Banjarmasin menggelar lomba memasak dalam ajang Festival Kuliner Banjar, di depan Balaikota Banjarmasin Jalan RE Martadinata Kota Banjarmasin, Sabtu (8/12/2012).
Dalam lomba ngulek sambal pesertanya yakni pejabat eselon II dan III bersama sang istri.
Pemenang lomba ngulek sambal yakni Kepala Badan Keuangan Daerah Subhan Noor Yaumil dan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Khairul Saleh.
Pemenang juara 1 lomba ngulek sambal yakni Kepala Badan Keuangan Daerah, Subhan Noor Yaumil, menjelaskan sambalnya berbeda karena menggunakan nama sambal pajak.
Baca: Masih Ingat Bu Dendy Sawer Pelakor? Bikin Heboh Rayakan Ulang Tahun Bisnis Undang Nella Kharisma
Baca: Lomba Ngulek Sambal di Festival Kuliner Banjar, Ternyata Ini Jurinya
Baca: Bukan Airin Rachmi, Tubagus Chaeri Wardhana Booking Artis Muda di Hotel, KPK: Terekam CCTV
Baca: Ustadz Abdul Somad Kunjungi TVOne, Ini yang Dilakukan Suami Nia Ramadhani, Ardi Bakrie
Baca: Kisi-kisi Seleksi SKB CPNS 2018 Bisa Download di Link Ini! Pahami 2 Jenis Jabatan atau Formasi
Dari bahan dasar Subhan mengatakan semuanya sama.
Namun, yang membedakan dari sambalnya yakni ramania.
Buah dengan rasa asam ini diklaimnya mampu meningkatkan cita rasa untuk sambal yang ia ulek.
Mengusung nama pajak, Subhan mengatakan jika nama sambal yang dibuatnya berdasarkan bidang pekerjaannya yang berhubungan dengan pajak.
Lain lagi dengan Khairul Saleh.
Meski menjadi juara II ia berani mengklaim rasa sambalnya juara I karena menggunakan gula merah.
Khairul mengusung nama sambal KTP Elektronik.
Alasannya sederhana karena KTP Elektronik dipakai semua orang.
Sehingga ia beranggapan sambalnya juga akan disukai semua orang.
Selain itu ia juga ia mengatakan khas rasa sambal terletak pada bawangnya.
Ia mengatakan sambal yang enak tidak boleh diulek halus.
"Bahannya harus ada. Tak boleh halus. Bahasa Banjarnya jangan lanik," jelasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Eka Pertiwi)
