Berita Kalteng
AGC Kenalkan Cara Menambang Emas Ramah Lingkungan Tanpa Merkuri
Penambangan emas tanpa izin di kawasan wilayah pertambangan rakyat (WPR) diharapkan tidak lagi menggunakan air raksa atau merkuri
Penulis: Fathurahman | Editor: Rendy Nicko
BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA - Penambangan emas tanpa izin maupun penambangan emas rakyat yang berizin yang melakukan penambangan di kawasan wilayah pertambangan rakyat (WPR) diharapkan tidak lagi menggunakan air raksa atau merkuri, saat memisahkan emas dari pasir atau batu.
Artisan Gold Council (AGC) merupakan perusahaan yang memiliki alat pemisah emas dan batu atau pasir sudah memiliki mesin yang diciptakan sendiri sebagai pemisah antara batu dan emas dan kandingan mineral lainnya.
Melalui program emas rakyat sejahtera bertujuan, meningkatkan pertambangan emas rakyat skala kecil yang ramah lingkungan, bertanggungjawab secara sosial menguntungkan secara ekonomi dan berkelanjutan.
Asossiasi Pertambangan Rakyat (Aspera ) yang ada di Daerah Kalimantan yang dididirikan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, bertujuan mendedikasikan para penambang rakyat dalam pengelilaan sumber daya alam dengan arah pertambangan rakyat tanpa pencemaran.
Baca: Respons Gading Marten Saat Gisella Anastasia Ucapkan Hari Ibu Sambil Gendong Gempita, Netizen Baper
Baca: Pernyataan KH Maruf Amin Usai SBY dan Prabowo Lakukan Pertemuan Jelang Pilpres 2019
Baca: Amerika Disebut Marah Besar Karena Indonesia Kuasai Mayoritas Saham Freeport, Ini Penjelasannya
Baca: Pernyataan KH Maruf Amin Usai SBY dan Prabowo Lakukan Pertemuan Jelang Pilpres 2019
Ketua Aspera Kalteng, Kajikarna Usop, Sabtu (22/12/2018)mengungkapkan, pihaknya bekerjasama dengan manajeman Artisanal Gold Council (AGC) dalam mensosialisasikan kepada para penambang emas rakyat agar jangan lagi menggunakan merkuri dalam menambang.
"Kami bekersama dengan AGC untuk memberikan pengetahuan dengan penambang rakyat untuk menyudahi praktek menambang emas tanpa merkuri dan mengurus izin menambanh serta menambang di lokasi yang sudah ditetapkan, karena hasil tambang akan ditampung oleh perusahaan antam, " ujarnya.
Sementara itu, Darwis Nasution, Wakil Manager Program AGC, mengatakan, pihaknya siap menampung hasil tambang emas masyatakat dengan harga lebih tinggi dari para tengkulak, dan membina penambang yang memiliki izin (IPR), menambang dilokasi WPR dan menambang tanpa merkuri.
"Kami membantu dengan alat rambang ramah lingkungan tanpa merkuri dan hanya mengandalkan mesin pemisah emas dan tambang mineral lainnya dari batu, dengan proses pemisahan emas hanya dalam waktu satu jam, melalui program program pertambangan emas skala kecil (PESK)," ujarnya.
(banjarmasinpost.co.id/ faturahman)
