Potensi Tsunami Setelah Gempa 7,1 SR Guncang Filipina? Simak Penjelasan Resmi BNPB
Potensi tsunami setelah Gempa Filipina berkekuatan 7,1 SR jadi pertanyaan banyak pihak. Simak penjelasan resmi BNPB.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Potensi tsunami setelah Gempa Filipina berkekuatan 7,1 SR jadi pertanyaan banyak pihak. Simak penjelasan resmi BNPB.
Gempa berkekuatan 7,1 SR mengguncang perairan Filipina, Sabtu (29/12/2018). Gempa Filipina terjadi pukul 11.39 WITA. Apakah berpotensi tsunami?
Nah, simak penjelasan BNPB terkait potensi tsunami setelah Gempa Filipina yang terjadi hari ini.
Dilansir TribunWow.com dari rilis yang dikeluarkan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, pusat gempa terjadi di 193 kilometer sebelah timur kota General Santos di Filipina atau 201 kilometer timur laut di Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara, dengan kedalaman 69 kilometer.
Baca: Kondisi Terbaru! Erupsi Gunung Anak Krakatau Terus Terjadi, Warga Pulau Sebesi Dievakuasi Bertahap
Baca: Protes Ifan Seventeen pada BMKG Usai Jadi Korban Tsunami Banten & Lampung (Tsunami Selat Sunda)
Baca: Sang Kuncen Ungkap Fenomena Alam Sebelum Erupsi Gunung Anak Krakatau, Simak Penjelasannya
Baca: VIDEO Penampakan Langit di Panggung Seventeen Sebelum Tsunami Banten & Lampung (Tsunami Selat Sunda)
Baca: Tabiat Asli Ivan Gunawan Saat Marah Dibongkar sang Asisten, Reaksi Dewi Perssik dan Denny Cagur?
Baca: Daftar Instansi & Link Pengumuman Hasil Kelulusan CPNS 2018, Cek Juga sscn.bkn.go.id
Peringatan dini tsunami telah dikeluarkan oleh Pasifid Tsunami Warning Center milik The National Weather Service.
Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tak keluarkan peringatan dini tsunami karena gempa dinilai tak memiliki potensi tsunami.
Sementara itu, untuk dampak yang disebabkan oleh gempa, posko BNPN melaporkan, gempa terasa kuat di Kabupaten Kepulauan Sangihe selama 6 detik.
Saat gempa, masyarakat dilaporkan telah keluar rumah untuk segera mencari tempat aman.
Selanjutnya, di Kepulauan Talaud, gempa berfrekuensi sedang dirasakan selama 4-5 detik.
Sementara di Kota Manado gempa terasa lemah selama 2 detik.
"Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa yang terjadi," jelas Sutopo melalu keterangan tertulisnya.
Namun, BPBD masih melakukan pendataan terkait hal tersebut.
Berdasarkan analisa intensitas gempa, dirasakan tidak ada daerah di Indonesia yang terdapat intensitas gempa yang merusak.
Dilaporkan bahwa intensitas gempa di Melonguane Talaud IV MMI, Tahuna Sangihe III-IV MMI.
Sedangkan di Siau Sitaro, Tobelo, dan Morotai III MMI, dan di Manado, Ternate, Jailolo II MMI.
Melihat skala intensitas gempa tersebut, diperkirakan kerusakan besar yang diakibatkan oleh gempa tidak terjadi.
Ini dikarenakan, pada umumnya bangunan akan rusak jika diguncang gempa dengan intensitas di atas VI MMI.
Lebih lanjut, BNPB mengimabu agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan.
"Di Indonesia, lembaga rujukan resmi terkait peringatan dini tsunami adalah BMKG. Oleh karena itu gunakan semua informasi dari BMKG," tegas Sutopo.
Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat bisa bertanya ke pihak-pihak berikut:
Kabid KL BPBD Kab. Kepulauan Sangihe Bpk. Bonafisius Via Telp. (08111438684)
Kalak BPBD Kab. Kepulauan Sangihe Bpk. Rifo Via Telp. (082345058100)
Kabid KL BPBD Kota Manado Ibu Jenny Via Telp. (081340332014)
Sementara itu, mengutip Kompas.com, Peringatan tsunami oleh Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) milik National Weather Service sudah dicabut.
Hal ini diumumkan PTWC melalui akun Twitter-nya, @NWS_PTWC.
PTWC menyebut bahwa tak ada gelombang tinggi akibat gempa di Mindanao itu.
"Dengan demikian, tak ada lagi ancaman tsunami akibat gempa ini," demikian pernyataan PTWC.
Sejumlah Kota Ikut Merasakan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bermagnitudo 7,1 yang terjadi pada Sabtu (29/12/2018) terasa hingga Sulawesi dan Maluku Utara.
Gempa berpusat di 201 kilometer timur laut Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, di kedalaman 69 kilometer.
Sejumlah kota yang merasakan guncangan akibat gempa antara lain Molonguane Talaud, Tahuna Sangihe, Siau Sitaro, Tobelo, Morotai, Manado, Ternate, dan Jailolo.
"Ditinjau lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina yang menunjam ke bawah Pulau Mindanao, Filipina," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/12/2018) siang.
Selain terasa di beberapa wilayah Indonesia, gempa juga dirasakan di Provinsi Davao Oriental dan Davao Ocidental, Filipina dalam skala intensitas V MMI.
BMKG mengimbau untuk masyarakat di Kepulauan Sangihe dan Talaud untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab, karena gempa ini tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia.
Hal ini juga disampaikan BMKG melalui akun resmi twitternya, @infoBMKG.
Gelombang 2-4 Meter di Manado
Sebuah video menampilkan ombak/gelombang tinggi menjadi viral di dunia maya.
Video berdurasi 27 detik ini memuat keterangan bahwa kejadian itu berlangsung di wilayah Manado, Sulawesi Utara.
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (29/12) menurut siaran pers BMKG pada hari Jumat kemarin, memang terjadi peningkatan tinggi gelombang di beberapa wilayah Indonesia.
Dalam rilisan, perairan Manado-Bitung berpeluang terjadi gelombang setinggi 2,5 - 4 meter.
Gelombang tinggi ini diperkirakan berlangsung dari tanggal 28 sampai 31 Desember 2018.
Rilisan pers BMKG juga menjelaskan penyebab adanya gelombang tinggi yang menerpa beberapa wilayah di Indonesia.
"Terdapat pola tekanan rendah 1002hPa, 1003 hPa, dan 1007 hPa di Samudra Pasifik timur Filipina, Laut Arafuru bagian barat dan Laut China Selatan," tulis rilis tersebut.
"Pola angin di wilayah Indonesia umumnya bergerak dari barat daya - barat laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 hingga 25 knot," sambungnya.
Terkait adanya kabar simpang siur mengenai tingginya gelombang karena gempa, Kepala Bidang Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono menegaskan hal tersebut salah.
"Tidak ada gempa kuat di Sulawesi dari kemarin (yang mempengaruhi gelombang tinggi)," ungkap Daryono melalui pesan singkat, Jumat (28/12).
Sementara itu gempa yang menguncang Sulawesi Utara pada hari ini bermagnitudo 7,1.
Hasil analisi BMKG menyatakan, lokasi pusat gempa berada di 5.85 LU,126.81 BT atau 201 kilometer Timur Laut Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 69 kilometer.
Gempa ini dirasakan di Melonguane Talaud IV MMI, Tahuna Sangihe III-IV MMI, Siau Sitaro, Tobelo, Morotai III MMI, Manado, Ternate, dan Jailolo II MMI.
Meski begitu gempa tak berpotensi tsunami.
"Gempa ini tidak berpotensi tsunami. Sudah kami rilis," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado Edward Henrry Mengko saat dikonfirmasi Sabtu. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Gempa 7,1 SR di Perairan Filipina Tak Berpotensi Tsunami, Masyarakat Diminta Tak Terpancing Hoaks