Berita Kabupaten Banjar

Sawah Terendam, Petugas TPH Banjar Sebar Racun Tikus Antikoagulant di Lokasi Serasi

Meningginya curah hujan sejak dua pekan terakhir menyebabkan tikus sawah ke luar dari lubang persembunyiannya yang tenggelam.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Elpianur Achmad
Dinas TPH Banjar untuk banjarmasinpost.co.id
PENGUMPANAN - Petani bersama PPL Sungaitabuk menebar rodentisida di pematang persawahan di Tajaulandung, beberapa hari lalu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Meningginya curah hujan sejak dua pekan terakhir menyebabkan tikus sawah ke luar dari lubang persembunyiannya yang tenggelam. Hal itu dimanfaatkan Dinas Pertanian Tanaman Pangan (TPH) Banjar dengan mengintensifkan penyebaran rodentisida atau racun tikus.

"Kegiatannya penyebaran racun tikusnya kami fokuskan di lokasi Serasi (selamatkan rawa sejahterakan petani) seluas 200 hektare di Desa Tajaulandung dan Kelilingbenteng Ilir," ucap Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sungaitabuk, Muhammad Yazidi, dua hari lalu.

Peningkatan produksi padi di dua desa itu memang jadi target penting Dinas TPH Banjar. Apalagi, pekan lalu lokasi program Serasi tersebut telah ditinjau Mentero Pertamian Arman Sulaiman. Target panen dua kali lipat melalui dua kali penanaman padi dalam setahun dengan pola tanam benih langsung (tabela).

Sehari sebelum kunjungan Mentan, Bupati Banjar H Khalilurrahman ikut serta melakukan pembasmian hama tikus di Desa Tambakanyar, Kecamatan Sungaitabuk. Lantaran saat itu, hamparan sawah masih kering, pembasmian tikus dilakukan dengan cara pengasapan ke lubang-lubang tikus.

Baca: 30 Kata Mutiara untuk Ucapan Selamat Tahun Baru 2019, Kirim via WhatsApp, Facebook, Instagram

Baca: Hasil & Jadwal Siaran Langsung Liga Inggris Pekan 20 Malam ini di RCTI, Man United vs Bournemouth

Kini, ketika hamparan persawahan "tenggelam" otomatis kegiatan pengasapan tak bisa dilakulan. Secara alami, tikus juga keluar dari lubang-lubangnya yang penuh air.

"Kemarin rodentisida yang kami sebarkan langsung ludes. Sepertinya habis semuanya dimakan tikus," tandas Yazidi.

Jenis rodentisida yang digunakan, beber Yazidi, yakni antikoagulant. Ini racun tikus yang lebih 'ramah' karena tak seketik menyebabkan tikus mati. Cara kerja bahan kimiawinya yakni menghambat proses koagulasi (penggumpalan darah) dan memecah pembuluh darah kapiler.

Yazidi mengatakan sedikitnya sebanyak dua dus atau sekitar 25 kilogram rodentisida antikoagulant yang telah didistribusikan kepada kalangan kelompok tani di Tajaulandung dan Kelerengbenteng Ilir.

Sebelumnya, Kepala Dinas TPH Banjar HM Fachry menegaskan penggencaran kegiatan pembasmian tikus mesti dilakukan menyusul tibanya musim tanam periode MH 2018/2019. Pasalnya, tikus salah satu hama utama penyebab kerusakan tanaman padi. Heean pengerat ini dapat menyerang dari mulai pembibitan sampai panen.

Perkembangan tikus sawah dipengaruhi oleh keadaan lingkungan terutama ketersediaan makanan.
Daerah pertanaman padi dengan pola tanam tidak teratur (tanam tidak serentak) dapat selalu tersedia makanan bagi tikus sawah dan populasi tikus sawah meningkat. Selain itu banyaknya gulma di pematang sawah dapat menjadi tempat persembunyian bagi tikus sawah. Karenanya, mengikuti pola tanam yang serentak juga memungkinkan populasi tikus sawah menurun.

Baca: Aturan Baru BKN & Kemenpan RB untuk Peserta CPNS 2018 yang Lolos Usai Daftar di sscn.bkn.go.id

Baca: Intip Gaya Syahrini dan Luna Maya Saat Liburan ke Luar Negeri, Bareng Reino Barack?

Fachry mengatakan kehilangan produksi akibat serangan hama tikus terhadap padi sangat besar. Di sisiain, tikus merupakan hewan yang berkembangbiaknya sanhat cepat. Mampu melahirkan 10 hingga 12 ekor anak, sementara dalam rahim induk betina mampu mengakomodasikan 18 embrio (calon anak tikus), dengan masa bunting 21-23 hari.

Tikus dapat beranak 6 sampai 8 kali dalam setahun. Pada kondisi yang baik dan dari 3 pasang tikus selama 13 bulan akan melahirkan 2046 ekor tikus. Karena itu untuk melaksanakan pengendalian hama tikus harus dilakukan secara bersama-sama dan berulang kali.

Kelompok Tani Harapan Makmur, Desa Tambakanyar menerapkan dua cara dalam membasmi tikus yakni pengemposan ke lubang-lubang aktif dan gropyokan tikus.

Hasil dari gropyokan tikus pada hari saat itu saja, sebiut Fachry, sedikitnya 1.066 ekor tikus yang berhasil ditangkap. Sebelumnya secara swadaya telah dilakukan gropyokan tikus (pada acara selamatan padang) dan berhasil menangkap 4.000 lebih ekor tikus.

Kalangan petani di Banjar mengharapkan Dinas TPH Banjar memperbanyak pembagian rodentisida. "Mumpung saat ini tikus-tikus keluaran dari lubangnya, jadi sangat tepat untuk melalukan penebaran racun tikus secara serentak. Selain di Sungaitabuk, kawasan pertanaman padi di kecamatan lain juga rentan serangan hama tikus sehingga juga perlu pasokan racun tikus," cetus Yanuar, petani di Kecamatan Kertakhanyar, Minggu (30/12/2018).

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved